Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi Kurang Menggembirakan, Bursa Eropa Ditutup Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,2 persen setelah sempat naik hingga 0,9 persen.
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup berbalik melemah pada Senin (23/11/2020) karena data ekonomi mengisyaratkan bahwa zona euro tergelincir ke dalam kontraksi lain

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,2 persen setelah sempat naik hingga 0,9 persen.

Sementara itu, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,28 persen, DAX Jerman turun 0,0 persen, dan CAC 40 Prancis melemah tipis 0,07 persen.

Rotasi ke sektor-sektor tertinggal terus berlanjut karena siklus industri termasuk energi, bank, dan penambang memimpin kenaikan, sementara sektor perawatan pribadi dan perawatan kesehatan melemah.

Meskipun indeks acuan siap untuk kenaikan bulanan terbaik dalam sejarah, suasana pasar berbalik setelah data indeks manajer pembelian (purchasing managers’ index/PMI) bulan November mengisyaratkan penurunan produksi di tengah lockdown.

Sementara itu, BlackRock Investment Institute memangkas proyeksi saham zona euro menjadi underweight. Bursa juga memangkas penguatan setelah Dow Jones melaporkan bahwa pejabat AS sedang mempersiapkan rencana pembalasan bersama yang bertujuan untuk melawan tekanan ekonomi China.

"Pembatasan yang diperbarui tampaknya akan membebani aktivitas selama beberapa bulan mendatang. Kami juga memandang bursa Eropa sebagai tantangan struktural di dunia pasca-Covid,” kata ahli strategi BlackRock termasuk Mike Pyle.

Ahli strategi Goldman Sachs Group Inc. yang dipimpin oleh Christian Mueller-Glissmann menulis bahwa saham global keluar dari fase yang didorong oleh harapan dari pasar bullish yang berlangsung dari Maret hingga Oktober dan beralih ke "fase pertumbuhan.”

“Seringkali, transisi antara dua fase ditandai dengan peningkatan volatilitas dan kemunduran pasar karena investor menunggu, atau mulai meragukan pemulihan yang telah diperkirakan sebelumnya,” kata mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper