Bisnis.com, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri laju di zona hijau pada perdagangan hari ini, Jumat (13/11/2020). Indeks tertekan sepanjang perdagangan dan berbalik menguat di menit akhir sebelum penutupan. IHSG pun lolos dari mitos hari sial Friday the 13th.
IHSG terpantau parkir di level 5.461,15 setelah bergerak di rentang 5.427,63 hingga 5.466,56 sepanjang perdagangan. Kinerja positif pada hari ini membuat IHSG secara kumulatif menguat 2,35 persen dalam sepekan terakhir.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya sebanyak 198 saham menghijau, sedangkan 226 memerah, dan 178 lainnya stagnan.
Sementara secara sektoral, sektor aneka industri terkoreksi paling dalam yakni 1,21 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur yang turun 1,03 persen. Sebaliknya, sektor pertambangan menguat paling tinggi yakni 0,78 persen.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp6.370,03 triliun. Pun, jumlah transaksi yang tercatat di bursa mencapai Rp8,76 triliun dengan aksi jual bersih asing Rp243,75 miliar.
Dalam perdagangan saham sendiri ada satu mitos, dimana tanggal 13 yang jatuh pada hari Jumat dianggap sial atau Horor Friday 13th. Kebetulan, hari ini adalah Jumat, 13 November 2020. Mitos itu pun tampaknya terbukti dengan melemahnya IHSG dan mayoritas bursa Asia.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan Biden Effect terasa mulai pudar dan investor kini lebih menunggu momentum pelantikan Presiden Amerika Serikat pada Januari 2021 mendatang.
Di sisi lain, dia menilai pasar mulai optimistis kinerja perekonomian di kawasan Eropa mulai positif. Sejalan pula dengan perkembangan positif atas vaksin Covid-19 yang tengah dibuat beberapa produsen.
“Yang jelas ada aksi buy on weakness saham, jadinya mitos Jumat tersebut bisa berlaku,” tuturnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (13/11/2020).
Sebagaimana diketahui, di Dunia Barat dikenal mitos hari sial tanggal 13 yang dikenal sebagai Friday the 13th. Setiap tahun Friday 13th setidaknya berlangsung satu kali. Namun, tahun ini ada dua kali hari ‘sial’, yaitu 13 Maret 2020 dan 13 November 2020.
Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher menyebut koreksi IHSG pada perdagangan hari ini lebih disebabkan oleh tekanan aksi jual investor yang melakukan profit taking setelah pasar reli beruntun beberapa hari lalu.
“Saya rasa karena aksi profit taking saja karena penguatan dari awal pekan lalu sudah terlalu tinggi,” ujarnya kepada Bisnis.