Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyatakan apresiasi rupiah selama beberapa hari belakangan memang menguntungkan perseroan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan fluktuasi rupiah selama beberapa hari terakhir memang mempengaruhi kinerja keuangan khusus untuk kuartal keempat tahun ini.
“Tentu fluktuasi akan mempengaruhi kami karena banyak pengeluaran kami dalam dolar AS,” ungkap Irfan kepada Bisnis, Kamis (12/11/2020).
Irfan menekankan, semua jenis beban akan ditekan dan melakukan renegosiasi untuk meminimalisir kerugian yang diemban perseroan hingga akhir tahun ini.
“Kita tentu berharap [kinerja keuangan perseroan] membaik dari waktu ke waktu,” sambungnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020, GIAA mengalami rugi bersih sebesar US$1,07 miliar atau Rp15,18 triliun, berdasarkan kurs jisdor pada Jumat (6/11/2020) yang mana US$1 adalah Rp14.187.
Penyebab utama penurunan itu adalah anjloknya pendapatan menjadi US$917,28 juta, jauh dibawah perolehan kuartal III/2019 sebesar US$2,79 miliar.
Dari sisi kewajiban, per akhir September, emiten penerbangan pelat merah tersebut tercatat memiliki liabilitas sebesar US$10,36 miliar atau Rp148,36 triliun, melesat 177,74 persen dibandingkan catatan kuartal III/2019 sebesar US$3,73 miliar.