Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk. telah merealisasikan target minimal kontrak baru yang ditetapkan untuk 2020.
Dengan aktivitas di sektor infrastruktur yang kembali terbuka, perseroan berharap tekanan masa pandemi akan segera terlewati dan masuk pada tahap pemulihan. Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo Warsana mengatakan pihaknya membukukan nilai kontrak baru sekitar Rp597 miliar per September 2020.
Nilai kontrak baru tersebut melampaui target minimum Rp500 miliar yang dipasang emiten berkode saham TOTL untuk tahun ini.
“Per September 2020, perusahaan sudah mencapai target minimum dari target kontrak baru tahun ini yaitu Rp500 miliar,” sebutnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Awalnya, TOTL menetapkan target raihan kontrak baru senilai Rp3 triliun. Namun, direvisi menjadi Rp500 miliar-Rp3 triliun seiring dengan perkembangan pandemi Covid-19 yang memengaruhi aktivitas bisnis perusahaan.
Lebih lanjut, Mahmilan menambahkan TOTL juga masih memiliki kontrak carry over senilai Rp4,4 triliun dari proyek-proyek sebelumnya. Dengan demikian, nilai order book perseroan mencapai sekitar Rp5 triliun.
Baca Juga
“Proyek yang saat ini ditangani berupa konstruksi bangunan, pusat perbelanjaan, mixed-use, hotel, edukasi, industri, perkantoran, serta apartemen,” jelasnya.
Aktivitas infrastruktur yang lebih leluasa setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan pun telah membantu TOTL membatasi penurunan pendapatan dan laba hingga 30 September 2020.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, TOTL mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 7,69 persen secara tahunan menjadi Rp1,80 triliun dari sebelumnya Rp1,95 triliun. Namun, pelemahan kinerja itu sudah lebih terbatas dibandingkan penurunan pendapatan per 30 Juni 2020, yang sebesar 12,15 persen.
“Penopang utama [kinerja kuartal III/2020] karena dilanjutkan beberapa pekerjaan yang sebelumnya sempat tertunda,” terang Mahmilan.
Perbaikan pendapatan diikuti oleh membaiknya bottom line, walaupun masih mengalami penurunan. Pada kuartal III/2020, laba turun 40,14 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp85,68 miliar dari sebelumnya Rp143,15 miliar.
Adapun pada akhir semester I/2020, laba TOTL anjlok hingga 52,58 persen.
Berdasarkan segmen usaha, pendapatan dari jasa konstruksi masih menjadi kontributor pemasukan utama, dengan porsi hingga 99,22 persen atau Rp1,79 triliun. Pendapatan jasa konstruksi ini turun 7,28 persen secara tahunan dari Rp1,93 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, pemasukan sewa properti berkontribusi Rp10,14 miliar atau 0,56 persen dan sewa peralatan senilai Rp3,82 miliar atau 0,21 persen.