Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

H-1 Pilpres AS, Bursa Eropa Ditutup Menguat

Berdasarkan ata Bloomberg pada Senin (1/10/2020), indeks Stoxx 600 ditutup menguat 1,61 persen atau 5,5 poin ke level 347,86, dengan sektor perjalanan dan rekreasi satu-satunya sektor yang melemah.
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa menguat dengan laju paling signifikan dalam lima pekan terakhir menjelan pemilihan presiden Amerika Serikat besok.

Berdasarkan ata Bloomberg pada Senin (1/10/2020), indeks Stoxx 600 ditutup menguat 1,61 persen atau 5,5 poin ke level 347,86, dengan sektor perjalanan dan rekreasi satu-satunya sektor yang melemah.

Sementara itu, indeks FTSE 100 Inggris menguat 1,4 persen karena poundsterling melemah setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris akan menerapkan lockdown parsial selama empat pekan. Pembatasan ini mencakup penutupan bar dan restoran serta toko-toko non-esensial.

Investor kini menantikan hasil pilpres AS antara Presiden Donald Trump dan Joe Biden, ketika sebagian besar Eropa memasuki lockdown pekan ini.

Indeks Stoxx 600 bulan lalu keluar dari kisaran level perdagangannya dan jatuh ke level terendah dalam lima bulan karena kekhawatiran investor atas meningkatnya kasus virus corona dan pilpres AS.

“Jelas pemilu AS minggu ini kemungkinan akan menjadi pendorong penting untuk pasar saham,” ungkap tim analis UBS Group AG yang dipimpin oleh Nick Nelson, seperti dikutip Bloomberg.

Mereka memandang bahwa koreksi pasar saham Eropa masih wajar meskipun pada laju dua kali lipat lebih cepat dibandingkan biasanya. Indeks Stoxx mendekati target akhir tahun mereka di level 340.

"Bursa Eropa adalah salah satu kawasan yang paling terpapar dalam hasil jajak pendapat yang mengunggulkan Biden," tambah mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper