Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan resmi menetapkan hasil penjualan obligasi ritel seri ORI018 senilai Rp12,972 triliun pada Jumat (23/10/2020).
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima pada Jumat (23/10/2020), sebagai instrumen SBN ritel ketiga yang ditawarkan di masa pandemi, ORI018 masih menunjukkan hasil penjualan yang sangat baik.
“Capaian ini terpenuhi meskipun ORI018 ditawarkan dengan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN ritel dan dengan masa penawaran yang relatif singkat dibandingkan seri lainnya,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut.
Generasi milenial mendominasi pembelian obligasi ritel tersebut. Dari total 26.160 investor, 35 persen diantaranya merupakan generasi milenial atau berusia di kisaran 20 hingga 40 tahun. Menyusul di belakangnya adalah Generasi X atau kelompok usia 41 – 55 tahun sebesar 34 persen.
Selanjutnya, generasi baby boomers atau kelompok usia 54 – 74 tahun mencakup 28 persen dari keseluruhan investor. Kelompok usia ini juga menjadi penyumbang volume pemesanan terbesar senilai Rp5,4 triliun atau 42 persen dari total pemesanan.
Selanjutnya, kelompok usia diatas 75 tahun menyumbang sebanyak 2 persen dari total keseluruhan investor disusul oleh generasi Z sebanyak 1 persen.
Baca Juga
Adapun, berdasarkan profesi, sektor pegawai swasta masih menjadi kontributor investasi terbesar dengan 33 persen diikuti oleh wiraswasta sebanyak 31 persen. Kalangan ibu rumah tangga dan pelajar/mahasiswa mengikuti dibelakangnya dengan kontribusi masing-masing sebesar 11 perse dan 5 persen.
Sementara itu, jumlah investor baru ORI018 sebanyak 12.103 investor dengan jumlah nominal pembelian investor baru sebesar Rp5,18 triliun atau 40 persen dari total nominal ORI018. Sedangkan, sekitar 56 persen dari 26.160 total investor ORI018 merupakan investor yang sudah pernah membeli SBN ritel.
Pada penerbitan SBN Ritel ini, mitra distribusi (midis) dari sektor perbankan masih menguasai market share penjualan ORI018, baik dari nominal maupun jumlah investor. Sementara itu, meski tergolong pemain baru, midis fintech menunjukkan trend peningkatan hasil penjualan, terutama untuk menggarap investor pemula dengan rata-rata nilai investasi yang kecil.
“Perkembangan yang positif tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan,” demikian dikutip dari keterangan resmi.