Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bergerak Labil Sepanjang Sesi I, IHSG Ditutup Melemah

IHSG ditutup melemah 3 poin atau 0,06 persen di akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (21/10/2020). IHSG tertekan seiring dengan penurunan saham-saham big caps
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (21/10/2020). Sektor finansial dan konsumer menjadi pemberat indeks dalam setengah babak perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 3 poin atau 0,06 persen di akhir sesi pertama. IHSG bergerak labil dengan volatilitas yang cukup tinggi sejak awal perdagangan. Adapun sepanjang perdagangan di sesi pertama indeks bergerak di rentang 5.094,04 hingga 5.131,51.

Secara sektoral, saham-saham di sektor keuangan, konsumer, dan properti amblas. Indeks Jakfin yang berisi saham-saham finansial turun 0,40 persen. Sementara itu, saham di sektor konsumer dan properti turun masing-masing 0,32 persen dan 0,45 persen.

Indeks mampu bertahan dari koreksi lebih dalam berkat penguatan saham pertambangan, infrastruktur, industri dasar, perkebunan, dan perdagangan. Penguatan dipimpin pertambangan yang mencetak kenaikan 1,52 persen.

Secara keseluruhan, sebanyak 190 saham menguat, 199 saham melemah, dan 163 saham stagnan hingga sesi pertama perdagangan hari ini.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memimpin pelemahan masing-masing 1,12 persen dan 0,44 persen. Kedua saham tersebut masuk jajaran emiten dengan kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun alias big caps.

Saham BMRI turun dipicu rencana merger anak usahanya, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS). Bank Mandiri lewat BSM akan menjadi pengendali baru BRIS dengan kepemilikan saham 51,2 persen.

Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara (Persero) Tbk. berhasil menguat masing-masing 0,92 persen dan 1,46 persen. Anak usaha BNI, yakni BNI Syariah juga akan merger dengan BRIS sehingga BNI turut menjadi pemegang saham BRIS dengan porsi 25 persen.

Di akhir sesi pertama, total perdagangan saham mencapai 7,53 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp5,25 triliun. Investor asing mencatat nilai jual bersih atau net sell Rp56,87 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper