Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Spekulasi Saham Emiten Debutan, Bursa akan Terapkan e-IPO Tahun Depan,

IPO dengan sistem elektronik membuat tahap peminatan, pemesanan termasuk juga prospektus tersedia melalui sistem yang dapat diakses oleh semua pihak. Bursa Efek Indonesia berharap sistem ini dapat mengjangkau basis investor di luar jabodetabek.
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Itama Ranoraya Tbk. saat seremoni pencatatan perdana saham perseroan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (15/10/2019). - Bisnis/Azizah Nur Alfi
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Itama Ranoraya Tbk. saat seremoni pencatatan perdana saham perseroan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (15/10/2019). - Bisnis/Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan akan mulai mencanangkan sistem electronic initial public offering (e-IPO) mulai Januari 2021 mendatang.

Direktur Penilaian Perusahaan Sektor Jasa Otoritas Jasa Keuangan M. Maulana menyebutkan sistem elektronik memungkinkan tahapan IPO mulai dari peminatan, pemesanan, dan prospektus bisa diakses oleh semua pihak melalui sistem yang tersedia.

“Sistem ini untuk mengantisipasi agar investor itu tidak hanya terkonsentrasi di sekitar Jabodetabek saja. Diharapkan dengan sistem ini, Investor dari seluruh wilayah Indonesia akan bisa melakukan pemesanan saham IPO,” ungkapnya dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020 di Jakarta, Senin (19/10/2020).

Dengan sistem ini diharapkan porsi saham kepemilikan publik akan semakin meningkat. Disebutkannya, porsi kepemilikan saham publik bisa mencapai 30 persen sesuai dengan skala perusahaan.

Hal ini dimaksudkan agar saham-saham perusahaan tidak terkonsentrasi kepada satu pihak saja sehingga mengurangi spekulasi harga saham oleh pihak tertentu.

“Semuanya kita kerjakan untuk menciptakan suatu harga yang wajar di pasar,” sambungnya.

Di sisi lain, BEI mencatat setidaknya terdapat 15 perusahaan yang akan menggelar IPO hingga akhir tahun 2020 mendatang.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan sampai dengan Oktober 2020 ini terdapat 46 perusahaan yang sudah ‘go public’.

“Dan masih ada 15 perusahaan yang masih dalam proses, kami istilahkan dalam pipeline untuk tercatat di tahun 2020 ini,” ungkapnya dalam sesi virtual Capital Market Summit & Expo 2020 di Jakarta, Senin (19/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper