Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 100 Persen dalam Sepekan, Saham Bank Permata (BNLI) Jadi Ajang Spekulasi

Selama seminggu terakhir saham Bank Permata (BNLI) sudah melejit 110,26 persen, dipicu spekulasi kemungkinan go private setelah diakuisisi Bangkok Bank. Pihak pemegang saham mayoritas menyatakan perseroan akan mempertahankan status Bank Permata sebagai perusahaan terbuka.
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – saham PT Bank Permata Tbk. melonjak 110,26 persen dalam sepekan dan terus masuk daftar top gainers di beberapa sesi perdagangan. Saham berkode BNLI diburu investor seiring spekulasi rencana go private setelah diakuisisi Bangkok Bank Ltd.

Sejak Senin (5/10/2020), saham emiten berkode saham BNLI tersebut memang sudah menguat 3,54 persen. Tak sampai disitu, pada Jumat (9/10/2020) pekan lalu, saham BNLI langsung melesat 25 persen sehingga otoritas memberikan stempel auto reject atas atau ARA untuk saham BNLI.

Belum kehilangan tajinya, saham BNLI kembali ARA sepuluh menit setelah pasar dibuka pada awal pekan ini, Senin (12/10/2020) dengan penguatan sebesar 24,56 persen ke level Rp2.460. Praktis, selama seminggu terakhir saham BNLI sudah melejit 110,26 persen.

Hingga akhir sesi pertama,  total transaksi saham BNLI sebesar Rp26,6 miliar, mayoritas dilakukan oleh pelaku pasar dalam negeri menggunakan broker Mirae Asset Sekuritas pada hari ini.

Seperti diketahui,Bangkok Bank baru saja menyelesaikan penawaran tender wajib dengan kepemilikan total saham BBL atas BNLI adalah sebanyak 27.681 miliar atau mewakili 98,71 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Kondisi ini pun mengundang spekulasi posisi BNLI sebagai perusahaan terbuka. Pasalnya, sebagai perusahaan terbuka, sebanyak 7,5 persen saham BNLI harus beredar di publik.

Perseroan menyatakan BBL dan BNLI akan berupaya memastikan ketentuan kewajiban melepas saham yang diperoleh dalam tender offer dalam jangka waktu 2 tahun ke depan. Hal ini juga dilakukan untuk memenuhi syarat free float minimum 7,5 persen.

Analis Senior RHB Sekuritas Michael Setjoadi sebelum mengatakan meski tender offer sudah selesai dan perseroan menyatakan akan memenuhi ketentuan yang ada, pelaku pasar tetap melihat sebaliknya yakni investor berekspektasi BNLI akan menjadi perusahaan tertutup atau go private di bawah kepemilikan Bangkok Bank.

Menurutnya, dengan kondisi free float di bawah 7,5 persen, pemegang saham memang bisa membeli sisa saham publik untuk sepenuhnya memiliki BNLI. Opsi lainnya, BNLI bisa melakukan rights issue untuk mencapai ketentuan free float.

Spekulasi di situasi pasar dengan volatilitas tinggi, lanjutnya, memang lebih digemari para investor saat ini, khususnya yang berasal dari kalangan ritel. Padahal, menurutnya pengabaian terhadap fundamental dan berfokus pada spekulasi seperti ini adalah hal berisiko tinggi.

“Market saat ini tidak terlalu exciting, foreign investor juga masih outflow, sosial masih tidak stabil, ekonomi masih jelek, IHSG akhirnya under pressure. Jadi, mau tidak mau yang ritel ini beralih ke spekulasi dibandingkan fundamental,” katanya.

Di lain pihak, Bangkok Bank menyatakan berkomitmen untuk mempertahankan Bank Permata sebagai perusahaan terbuka. 

"Kami akan memenuhi persyaratan untuk mempertahankan status PermataBank sebagai perusahaan publik," tulis manajemen Bangkok Bank kepada Bisnis, Minggu (11/10/2020).

Selain itu, Bangkok Bank bakal merampungkan proses integrasi tiga cabang yang ada di Indonesia dengan Bank Permata. Proses integrasi ketiga cabang tersebut diharapkan rampung pada tahun ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper