Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia mulai bergerak naik setelah beredarnya kabar Presiden AS, Donald Trump, yang akan segera meninggalkan rumah sakit setelah dinyatakan positif mengidap virus corona.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (5/10/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan November 2020 naik 73 sen ke level US$37,78 per barel pada New York Mercantile Exchange hingga pukul 10.00 waktu Singapura.
Selain itu, harga minyak Brent untuk kontrak bulan Desember 2020 terpantau naik 1,6 persen pada harga US$39,90 per barel pada bursa berjangka Eropa ICE. Harga minyak Brent anjlok 4,1 persen pada penutupan kemarin.
Harga minyak dunia kembali ke level dibawah US$40 per barel setelah lonjakan kasus positif virus corona di sejumlah negara memunculkan kekhawatiran akan pemulihan permintaan minyak. DI sisi lain, anggota OPEC+ juga mulai menambah pasokan minyak dunia secara perlahan untuk menaikkan harga. Sedangkan, Amerika Serikat kembali membuka sejumlah pengeboran minyak.
Harga minyak berjangka di New York naik 2 persen setelah sempat mencapai titik terendahnya sejak Juni lalu. Sentimen Presiden AS, Donald Trump yang akan segera keluar dari rumah sakit di tengah simpang siur kepastian kesehatannya mempengaruhi pergerakan harga hari ini.
Dalam pengarahan terkait kesehatan Trump, tim dokter dari Gedung Putih mengakui memberikan kabar yang tidak benar tentang progres pemulihan Trump.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat Nancy Pelosi mengaku optimistis rancangan paket stimulus yang dibuat oleh Partai Demokrat dan Partai Republikan dapat rampung. Ia juga mengatakan, kabar simpang-siur kesehatan Trump akan mengubah dinamika pembahasan paket stimulus.
“Tampaknya belum ada dampak signifikan terkait kesehatan Trump sejauh ini. Tetapi, produksi minyak dari Libya akan menghapus sejumlah kecil defisit yang saat ini sangat diharapkan kehadirannya oleh pelaku pasar,” jelas Howie Lee, Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp
Sementara itu, jumlah produksi harian minyak dari Libya nyaris menembus level 300 ribu barel per hari, tepatnya 295 ribu barel per hari. Sejumlah pelabuhan minyak di wilayah timur kembali dibuka oleh pemerintah Libya, diantaranya Hariga, Brega, dan Zueitinia.
Sementara itu, jumlah produksi harian Arab Saudi pada September 2020 terpantu sebesar 8,974 juta barel per hari. Angka tersebut sedikit turun dibandingkan torehan Agustus 2020 8,988 juta barel per hari.