Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Tertekan, Penawaran Lelang SUN Besok Diprediksi Tembus Rp50 Triliun

Sejumlah analis memprediksi penawaran lelang sun pada Selasa (6/10/2020) dapat mencapai Rp50 triliun.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Tekanan pasar global membuat investor asing masih berhati-hati untuk masuk dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (6/10/2020). Kendati demikian, angka penawaran diprediksi mencapai Rp50 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memperkirakan, jumlah penawaran SUN yang akan masuk pada lelang besok belum akan pulih sepenuhnya.

"Kemungkinan angka penawaran yang masuk bisa mencapai Rp50 triliun," katanya saat dihubungi pada Senin (5/10/2020).

Menurut Ramdhan, investor asing masih berhati-hati untuk masuk kembali ke pasar obligasi Indonesia. Lonjakan kasus positif virus corona dinilai menjadi sentimen negatif yang dapat mengurangi aliran modal asing (capital inflow) dari lelang besok.

Hal tersebut juga ditambah dengan tekanan di pasar global yang semakin besar seiring dengan naiknya ketidakpastian global. Kabar Presiden AS, Donald Trump, yang dinyatakan positif mengidap covid-19 juga akan memperberat peluang masuknya investor asing ke pasar obligasi Indonesia.

"Kabar kejelasan stimulus fiskal dari AS yang belum pasti juga akan membuat investor lebih cenderung wait and see," jelasnya saat dihubungi pada Senin (5/10/2020).

Meski demikian, Ramdhan cukup optimistis hasil lelang besok dapat lebih baik dibandingkan lelang sebelumnya. Menurutnya, investor domestik akan menjadi motor utama dalam lelang 6 Oktober.

Di sisi lain, suku bunga yang rendah juga akan menarik sebagian kecil investor asing untuk kembali masuk ke obligasi Indonesia Menurutnya, tingkat suku bunga Indonesia yang rendah berimbas pada likuiditas yang terjaga dan membuat instrumen ini atraktif di mata investor.

"Yield obligasi Indonesia juga masih terbilang menarik untuk para investor karena dibawah 7 persen," tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan Head of Economics Reserarch Pefindo Fikri C. Permana. Menurut Fikri, masih tingginya tekanan global akan membuat lebih banyak investor asing menunggu katalis positif untuk masuk kembali ke obligasi Indonesia.

"Para investor asing masih melihat banyaknya tekanan dari pasar global, sehingga kemungkinan akan lebih banyak mencari timing yang pas dan tidak masuk melalui lelang besok," jelasnya.

Meski demikian, ia cukup optimistis lelang SUN besok akan mencatatkan hasil lebih baik dibandingkan lelang sebelumnya. Menurut Fikri, saat ini sektor perbankan akan menjadi penggerak utama lelang seiring dengan kebutuhan akan instrumen investasi yang aman.

Sementara itu, ia memperkirakan investor akan lebih banyak mengincar obligasi dengan tenor pendek dan menengah. Seri seperti SPN12210108, SPN12211007, dan FR0086 kemungkinan akan ramai peminat.

"Angka penawaran kami perkirakan di kisaran Rp50 triliun hingga Rp70 triliun," katanya.

Adapun pemerintah berencana melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (6/10/2020), untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR Kementerian Keuangan, pemerintah akan menawarkan tujuh seri yang terdiri dari SPN12210108 (reopening), SPN12211007 (reopening), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening), dan FR0076 (reopening).

Adapun profil masing-masing seri yang akan dilelang sebagai berikut:

Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12210108 (Diskonto; 8 Januari 2021);
Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12211007 (Diskonto; 7 Oktober 2021);
Obligasi Negara Seri FR0086 (5,50000%; 15 April 2026);
Obligasi Negara Seri FR0087 (6,50000%; 15 Februari 2031);
Obligasi Negara Seri FR0080 (7,50000%; 15 Juni 2035);
Obligasi Negara Seri FR0083 (7,50000%; 15 April 2040); dan
Obligasi Negara Seri FR0076 (7,37500%; 15 Mei 2048).

Target indikatif dari lelang SUN 21 September 2020 ditetapkan senilai Rp20 triliun dan target maksimal senilai Rp40 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper