Bisnis.com,JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali sesi perdagangan perdana Oktober 2020 dengan menguat 1,01 persen.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung menembus level resistance 4.924,066 dan menguat 0,82 persen ke level 4.909,717 pada pukul 09:02 WIB.
Hingga sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG naik 1,01 persen atau 49 poin menjadi 4.919,11, setelah bergerak di rentang 4.898,99 - 4.936,08.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan memprediksi IHSG menguat pada perdagangan Kamis (1/10/2020). Secara teknikal, indeks masih bergerak dalam tren bearish jangka menengah.
“Pergerakan saat ini mendekati support yang cukup kuat sehingga ada potensi rebound untuk jangka pendek,” ujarnya dalam riset harian, Kamis (1/10/2020).
Dennies mengatakan pergerakan IHSG masih akan dibayangi kecemasan kasus Covid-19. Investor akan mencermati beberapa data perekonomian termasuk PDB Amerika Serikat dan inflasi Indonesia.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.
Deflasi pada September ini membuat laju IHK sepanjang tahun kalender mengalami inflasi sebesar 0,89 persen (year to date/ytd). Sementara itu, laju IHK tahunannya tercatat berada di posisi inflasi sebesar 1,42 persen (year-on-year/yoy).
Dari 90 kota IHK, kota mengalami 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen dan terendah di Bukit Tinggi, Jember dan Singkawang 0,01 persen. Inflasi tertinggi di Gunung Sitoli sebesar 1 persen dan terendah di Pontianak dan Pekan baru sebesar 0,01 persen.
"Dengan deflasi September, maka telah terjadi deflasi tiga kali berturut," ungkap Kepala BPS Suhariyanto.
Sebelumnya, deflasi terjadi pada Juli 0,10 persen, Agustus 0,05 persen, dan sekarang ini, September 0,05 persen.