Bisnis.com, JAKARTA - PT Radiant Utama Interinsco Tbk. menanti kepastian rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pembelian Tenaga Listrik Energi Terbarukan oleh PT PLN (Persero) untuk menentukan langkah strategis ekspansi perseroan di lini bisnis EBT.
Direktur Utama Radiant Utama Interinsco Sofwan Farisyi mengatakan bahwa pihaknya akan cenderung wait and see terlebih dahulu terhadap rencana ekspansi di lini bisnis EBT sembari menanti kepastian hasil rancangan Perpres yang tengah digodok tersebut.
Namun, dia menjelaskan dengan melihat perkembangan rancangan perpres saat ini, terdapat dua aspek yang disinggung dalam aturan itu yang merupakan kendala utama bagi perseroan untuk ekspansi lebih agresif di lini bisnis EBT.
Adapun, dua kendala tersebut yaitu terkait pendanaan proyek yang cenderung padat modal dan secara komersial mengenai harga jual listrik yang diterapkan.
“Jadi, kalau dilihat dari draft isinya [rancangan perpres] memang sangat menarik bagi kami untuk dapat melakukan pengembangan lebih lanjut ke bisnis EBT karena dua aspek kendala itu disinggung dalam draft,” ujar Sofwan kepada Bisnis, Rabu (30/9/3030).
Sofwan menjelaskan dalam rencana jangka panjang di lini bisnis EBT, emiten berkode saham RUIS itu akan fokus terhadap pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM), PLT Geothermal, dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau panel surya.
Baca Juga
Untuk mendukung ekspansi itu, perseroan akan mencari mitra strategis baik dari dalam maupun luar negeri.
Untuk diketahui, RUIS telah merampungkan proyek panel surya berkapasitas 2 megawatt (MW) di salah satu universitas di Jakarta dan kapasitas 0,5 MW di salah satu universitas di Semarang.
Selain itu, perseroan juga tengah dalam progres menyelesaikan PLT Geothermal di Sumatera dengan kapasitas 200 MW. Hingga saat ini, proyek itu telah memasuki tahap 45 MW kedua, sehingga total diharapkan menjadi 90 MW pada akhir 2021.
Sementara itu, untuk ekspansi dalam jangka pendek di bisnis EBT, perseroan akan lebih memfokuskan sebagai kontraktor maupun sub-kontraktor, terutama civil works untuk pembangunan pembangkit.