Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi PT Acset Indonusa Tbk (ACST) telah menyelesaikan penawaran umum terbatas (PUT) II dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue).
Presiden Direktur Acset Indonusa, Idot Supriadi menyatakan, proses rights issue telah dilaksanakan pada 15 September lalu. Dari aksi korporasi tersebut, ACST berhasil menghimpun dana sebesar Rp1,49 triliun.
Dengan selesainya proses PUT II ini, ACST juga mengalami perubahan dalam struktur kepemilikan saham. PT Karya Supra Perkasa (KSP) sebagai pembeli siaga (standby buyer) melakukan realisasi pembelian sehingga kepemilikan sahamnya menjadi 4,16 miliar lembar saham, atau setara dengan 64,84 persen.
Selain itu, pemilik saham di atas 5 persen lainnya adalah PT Cross Plus Indonesia sebesar 7,12 persen, dan sisanya sebesar 28,04 persen dimiliki oleh publik.
Adapun, dana yang didapat dari rights issue akan digunakan untuk membayar shareholder loan kepada induk usaha ACST, PT United Tractors Tbk (UNTR).
“Kami menyampaikan apresiasi kami untuk para pemegang saham yang telah berpartisipasi dalam PUT II. Kami harap hal ini dapat mendorong pertumbuhan perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi pada Selasa (29/9/2020).
Baca Juga
Dalam pemaparan kinerja keuangannya, ACST mencatatkan penurunan rugi bersih pada semester I/2020 sebesar 37,6 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dari Rp404,43 miliar menjadi Rp252,20 miliar.
Pada saat yang sama, pendapatan mengalami penurunan sebesar 51,8 persen yang sejalan dengan tren perlambatan di industri konstruksi akibat pandemi Covid-19. Perlambatan industri juga berpengaruh pada penundaan pekerjaan proyek yang sedang berlangsung maupun pembukuan kontrak baru.
Adapun perolehan pendapatan berdasarkan lini bisnis masih didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 53 persen, disusul oleh sektor konstruksi 31 persen, fondasi sebesar 11 persen dan sektor lainnya sebesar 5 persen.