Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku pasar terkonfirmasi meninggalkan pasar Surat Utang Negara (SUN), terlihat dari semakin sepi penawaran masuk dalam lelang obligasi pemerintah. Kini, stimulus dari Bank Indonesia untuk menenangkan investor sangat dinanti.
Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa total penawaran masuk dalam lelang kemarin, Selasa (22/9/2020), menjadi sebuah gambaran penting situasi pasar obligasi saat ini.
“Lelang yang diadakan pemerintah kemarin terasa sepi, jangankan di atas rentang Rp 50 triliun – Rp 75 triliun, ini dibawah Rp 50 triliun,” kata Nico dalam riset harian, Rabu (23/9/2020).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, total penawaran yang masuk dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN) pada 22 September 2020 tercatat sebesar Rp46,11 triliun atau lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya senilai Rp52,26 triliun.
Namun demikian, Nico meyakini bahwa kondisi pasar obligasi yang kurang semarak itu tidak akan dibiarkan saja. Pelaku pasar pun berharap kepada Bank Indonesia yang selama ini selalu siap sedia menenangkan pasar.
“Apalagi BI baru menyerap obligasi senilai U$6,7 miliar dari total U$27 miliar yang dijanjikan,” imbuh Nico.
Baca Juga
Ketika BI masuk ke pasar obligasi, diharapkan harga SUN dapat lebih stabil karena bank sentral akan menopang pergerakan pasar.
Di sisi lain, investor nonresiden belum juga kembali ke pasar obligasi Tanah Air. Nico menunjukkan investor asing masih keluar-masuk dalam ukuran kecil sekitar 0,1 persen.
Adapun kepemilikan investor asing atas SBN telah turun hingga sekitar 28 persen dari level biasa sekitar 38 persen-40 persen. Saat ini, investor domestik dari kalangan perbankan pun telah menggantikan posisi investor asing sebagai pemegang dominan SUN.
“Namun dapat kita katakan bahwa tahun ini mungkin capital outflow sudah keluar cukup besar,” ujar Nico.
Ke depan, kondisi pasar obligasi akan sangat bergantung dengan keberhasilan pemerintah mengendalikan penyebaran virus Covid-19.