Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selamat Sempurna (SMSM) Dapat Cuan Rp20,88 Miliar dari Dividen Anak Usaha

Dividen yang diperoleh Selamat Sempurna (SMSM) berasal dari tiga anak usaha.
Filter Sakura produk Selamat Sempurna/smsm.co.id
Filter Sakura produk Selamat Sempurna/smsm.co.id

Bisnis.com,JAKARTA — Emiten suku cadang mesin pabrik dan kendaraan, PT Selamat Sempurna Tbk., melaporkan pendapatan dividen dari entitas anak.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia Rabu (23/9/2020), Direktur Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi menyampaikan pendapatan dividen dari entitas anak. Terdapat tiga anak usaha yang dilaporkan menyetorkan dividen.

Pertama, PT Panata Jaya Mandiri senilai Rp13,65 miliar. Entitas itu memiliki lini usaha memproduksi produk penyaring untuk alat-alat berat, turbin gas, mesin-mesin industri, serta peralatan konstruksi dan otomotif.

Kedua, PT Selamat Sempana Perkasa senilai Rp2,22 miliar. Perseroan memproduksi memproduksi rubber O-rings, rubber compounds, polyurethanes, dan perekat plastisol untuk industri otomotif.

Ketiga, PT Prapat Tunggal Cipta senilai Rp5,00 miliar. Anak usaha itu menjalankan distribusi dari produk grup di sektor aftermarket Indonesia.

Dengan demikian, Selamat Sempurna menerima pendapatan dividen Rp20,88 miliar dari ketiga anak usaha.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Selamat Sempurna Lidiana Widjojo memprediksi penurunan pendapatan akan berada di bawah 10 persen pada akhir 2020. Artinya, nilai itu lebih kecil dari posisi semester I/2020.

Lidiana menyebut proyeksi itu didorong oleh sejumlah faktor. Salah satunya pelonggaran lockdown yang sudah dilakukan oleh beberapa negara sehingga proses pengiriman saat ini sudah cukup baik.

“Di sisi lain, produk utama perseroan yakni radiator juga mengalami peningkatan penjualan sekitar 50 persen pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan kuartal II/2020,” paparnya.

Selanjutnya, dia juga memproyeksikan koreksi laba bersih perseroan berkurang menjadi satu digit akhir tahun ini. Emiten berkode saham SMSM itu memperkirakan penurunan bottom line sekitar 8 persen.

Lidiana mengungkapkan terdapat beberapa indikasi yang mendukung proyeksi tersebut. Menurutnya, perseroan telah banyak melakukan efisiensi.

“Tidak hanya dari sisi labour, kemudian juga kontrol yang cukup ketat pada biaya pabrikasi. Selanjutnya, perseroan juga mendapatkan benefit dari harga raw material yang cukup mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Desember 2019,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper