Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham emiten perkebunan berhasil memanfaatkan momentum untuk ikut menguat seiring dengan reli harga minyak sawit berjangka hingga menembus level 3.100 ringgit per ton.
Pada perdagangan Senin (21/9/2020) hingga penutupan sesi pertama, sejumlah saham emiten perkebunan berhasil bergerak di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh PT Palma Serasi Tbk. (PSGO) yang berhasil naik 30,61 persen ke level Rp128.
Kenaikan itu diikuti oleh PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) yang naik 6,7 persen ke level Rp10.750, disusul oleh saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) yang menguat 2,07 persen ke level Rp492, dan saham PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) yang naik 1,11 persen ke level Rp364.
Tidak kalah, saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) juga naik 0,99 persen ke level Rp1.025 dan saham PT Providen Agro Tbk. (PALM) juga menguat 0,75 persen ke level Rp270.
Namun sayang, momentum kenaikan ini tidak dimanfaatkan oleh saham PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) yang turun 6,67 persen ke level Rp1.400 dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) yang melemah 1,21 persen ke level Rp815.
Untuk diketahui, harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berjangka semakin menguat dalam beberapa perdagangan terakhir.
Baca Juga
Berdasarkan data bursa Malaysia, pada perdagangan Senin, (21/9/2020) hingga pukul 11.13 WIB harga CPO untuk kontrak teraktif, Desember 2020, berada di posisi 3.080 ringgit per ton, naik 13 poin. Pada pertengahan perdagangan, harga sempat menyentuh level 3.104 ringgit per ton.
Dengan demikian, harga CPO berhasil meroket hingga 55 persen sejak menyentuh level terendahnya 1.946 ringgit per ton pada Mei 2020 akibat sentimen pandemi Covid-19.
Adapun, sepanjang tahun berjalan 2020 harga CPO masih mencatatkan koreksi sebesar 1,18 persen.