Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (18/9/2020) turun karena prospek pembatasan lebih lanjut mengancam pemulihan ekonomi yang baru saja akan dimulai.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,7 persen Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,66 persen atau 2,45 poin ke level 368,78, memangkas kenaikan mingguannya menjadi hanya 0,2 persen.
Saham-saham perbankan dan produsen mobil mencatat kinerja negatif. Kedua sektor tersebut masing-masing melemah lebih dari 2 persen. Pemilik mal Unibail-Rodamco-Westfield, Klepierre SA, dan Hammerson Plc ditutup melemah setelah broker menurunkan peringkat pada Unibail.
Sektor perjalanan dan pariwisata memimpin pelemahan setelah industri meminta Komisi Eropa untuk mendorong pemerintah mengakhiri persyaratan karantina. Sementara itu, Ryanair Holdings Plc mengatakan akan mengurangi kapasitas penerbangan pada Oktober sebesar 20 persen, selain pemotongan yang diumumkan pada pertengahan Agustus.
Bank tetap berada di zona merah bahkan setelah regulator Eropa disebut akan menyepakati pencabutan secara de facto larangan dividen pada awal tahun depan.
Sementara itu, CaixaBank SA dan Bankia SA menyepakati rencana merger untuk mendirikan bank terbesar Spanyol. Produsen plastik Jerman Covestro AG menguat menyusul laporan bahwa Apollo sedang menjajaki pengambilalihan perusahaan.
Sementara itu, London Stock Exchange Group Plc mengadakan pembicaraan eksklusif dengan Euronext NV sehubungan dengan penjualan grup Borsa Italiana.
Saham Eropa masih berada dalam kisaran perdagangan yang sempit sejak Juni. Optimisme investor terhadap rebound ekonomi dirusak oleh meningkatnya kasus virus korona, penundaan kemajuan vaksin, ketegangan perdagangan, dan risiko politik terkait Brexit dan pemilihan AS.
Sejumlah analis juga memberikan pandangan yang tidak optimis. Rata-rata, mereka memperkirakan indeks Stoxx 600 hanya akan naik tipis hingga akhir tahun setelah rebound cepat mereka pada paruh pertama tahun 2020.
"Investor perlu terlalu terkejut dengan kisaran sempit perdagangan yang ditampilkan sejak Juni," kata analis Oddo BHF Sylvain Goyon.
"Lagipula, tingkat indeks saat ini sudah memperkirakan kondisi makro dinamis yang lebih baik yang sebelumnya, serta kondisi moneter yang supra-akomodatif,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.