Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merdeka Copper Gold (MDKA) Siap Rogoh Kocek US$50 Juta untuk Ekspansi

Di semester I/2020, PT Merdeka Copper Gold Tbk. sudah merealisasikan penggunaan belanja modal US$30 juta. Di semester II/2020, perseroan memperkirakan bisa menyerap belanja modal US$50 juta sehingga dalam satu tahun penuh belanja modal mencapai US$80 juta.
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral, PT Merdeka Copper Gold Tbk., memperkirakan dapat menyerap belanja modal atau capital expenditure sebesar  US$50 juta pada paruh kedua tahun ini. Jumlah itu setara Rp743,5 miliar bila menggunakan kurs Jisdor hari ini di posisi Rp14.870 per dolar AS.

Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Tri Boewono mengatakan bahwa sepanjang paruh pertama tahun ini perseroan telah menyerap capex sebesar US$30 juta. Total belanja modal yang disiapkan emiten bersandi saham MDKA itu sepanjang 2020 mencapai US$80 juta.

“Ini belum termasuk dari efek atau perbaikan dari peristiwa di tambang Tujuh Bukit, jadi akan disampaikan lagi perubahannya,” ujar Tri saat paparan publik secara daring, Selasa (15/9/2020).

Untuk diketahui, terjadi keretakan pada heap leach pad di tambang Tujuh Bukit Banyuwangi, Sabtu (12/9/2020). Karyawan dan peralatan berat di sekitar heap leach pad telah dievakuasi sebagai upaya pencegahan. 

Tri menjelaskan bahwa peristiwa tersebut akan berdampak pada volume produksi emas dan arus kas perseroan pada tahun ini. 

Padahal, sebelum peristiwa ini terjadi emiten berkode efek MDKA itu berencana untuk menaikkan panduan produksi menjadi sebesar 175.000 hingga 195.000 ounces pada tahun ini dari panduan sebelumnya sebesar 165.000 hingga 185.000 ounces.

Penaikkan target produksi u dilakukan seiring dengan kenaikan harga emas global yang sempat menyentuh level tertinggi di atas US$2.000 per troy ounces. Namun, pemanfaatan momentum itu terancam gagal.

Saat ini MDKA tengah berencana untuk bekerja sama dengan ahli desain heap leach untuk menganalisa penyebab dan untuk mencegah peristiwa serupa tidak terulang di masa depan.

Di sisi lain, perseroan menyampaikan tetap ekspansif dan tengah menanti potensi kenaikan nilai yang cukup masif dari tiga proyek pengembangan yang saat ini masih berlangsung.

Pertama, proyek joint venture dengan PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) di Tambang Pani yang mengandung sumber daya emas 4,6 juta ounces dan diharapkan memiliki produksi tahunan lebih dari 250.000 ounces per tahun selama lebih dari 15 tahun.

Setelah menandatangani perjanjian kerja sama, saat ini kedua emiten itu tengah menanti persetujuan dari regulator dan kreditur PSAB.

Kedua, proyek tambang tembaga Tujuh Bukit yang masih dalam tahap pra studi kelayakan yang ditargetkan rampung pada 2021 terhadap proses itu. Rencana awal Proyek Tembaga itu adalah memproduksi 70.000 hingga 90.000 ton tembaga dan 200.000 hingga 300.000 oz emas selama lebih dari 20 tahun.

Ketiga adalah AIM atau proyek pengembangan multi-komoditas yang diharapkan menghasilkan pendapatan lebih dari US$200 juta per tahun selama 20 tahun.  Studi kelayakan proyek kerja sama dengan Tsingshan itu diharapkan rampung pada kuartal IV/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper