Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis emiten sektor transportasi yang mulai menunjukkan pemulihan harus diadang penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar di wilayah DKI Jakarta mulai Senin (14/9/2020).
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di wilayah Jakarta harus dicabut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dengan pertimbangan angka kematian karena Covid-19 yang tinggi, angka keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19, dan tempat tidur ICU untuk pasien Covid-19.
Dengan demikian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menerapkan kembali PSBB terhitung mulai Senin (14/9/2020). Sejumlah tempat usaha dan perkantoran, restoran, sekolahan, dan tempat ibadah akan dilakukan pembatasan seperti PSBB awal.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengatakan masih memonitor penerapan kebijakan. Pihaknya belum bisa menjawab berapa banyak rute penerbangan yang akan terganggu karena implementasi PSBB di wilayah DKI Jakarta.
“Kita tunggu ya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (10/9/2020).
Padahal, emiten maskapai pelat merah berkode saham GIAA itu baru saja melaporkan kenaikan jumlah penumpang pada kuartal III/2020. Pertumbuhan signifikan disebut terjadi pada periode libur panjang Agustus 2020.
Baca Juga
Irfan sebelumnya menyebut semua rute perseroan terisi pada kuartal III/2020. Selain itu, GIAA juga membuka beberapa rute baru.
“Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020 jumlah penumpang naik sekitar 50 persen,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Di lain pihak, Head of Investor Relations PT Blue Bird Tbk. Michael Tene mengatakan akan mengikuti segala aturan dan keputusan yang dibuat oleh Pemda. Emiten berkode saham BIRD itu masih menunggu aturan teknis pelaksanaan PSBB khususnya bagi angkutan umum.
“Dampaknya seperti apa saya belum bisa berkomentar, nanti setelah sudah berjalan baru kami lihat dampaknya akan seperti apa. Kami tentunya akan tetap mempersiapkan armada kami untuk melayani penumpang dengan protokol kesehatan yang ketat,” paparnya.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2020, Blue Bird mengantongi pendapatan Rp1,15 triliun per 30 Juni 2020. Realisasi itu turun 39,87 persen dari Rp1,91 triliun pada semester I/2019.
BIRD membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp93,67 miliar pada semester I/2020. Pencapaian itu berbanding terbalik dari laba bersih Rp158,37 miliar periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, Michael menjelaskan bahwa kinerja semester I/2020 terdampak pandemi Covid-19. Hal itu terutama kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Tentunya menurunkan mobilitas masyarakat yang berdampak juga kepada performance kami,” jelasnya.
Kendati demikian, Michael mengungkapkan April 2020 menjadi posisi terendah secara bulanan. Posisi pendapatan menurutnya sudah mulai tumbuh secara bulanan pada Mei 2020 serta Juni 2020 meski belum kembali ke posisi Januari 2020—Februari 2020.
“Kalau kami lihat tren pertumbuhan bulan per bulan ini masih cukup kuat sehingga kami yakin kami sudah dalam recovery trajectory yang solid,” ujarnya.
Di lain pihak, Direktur Keuangan PT Adi Sarana Armada Tbk. Hindra Tanujaya mengatakan PSBB hanyak berlaku di wilayah DKI Jakarta. Menurutnya, perseroan memiliki operasional di seluruh Indonesia.
“Bisa terjadi kembali seperti bulan April—Mei lalu dimana bisnis used car akan sedikit berdampak. Tetapi, secara keseluruhan kami yakin bisa melewati masa ini dan selama ini serta ke depan tidak berdampak atau berdampak kecil terhadap bisnis maupun keuangan,” paparnya.
Emiten berkode saham ASSA itu melaporkan penjualan kendaraan bekas melalui entitas JBA masih baik pada kuartal I/2020. Akan tetapi, terjadi penurunan pada sepanjang periode April 2020—Mei 2020.
Kendati demikian, terjadi pertumbuhan kembali pada Juni 2020. Hal itu khususnya untuk kendaraan roda empat yang naik 75 persen dibandingkan dengan Mei 2020.
ASSA menyebut tren penjualan kendaraan bekas akan cukup baik pada semester II/2020. Pasalnya, masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi akibat Covid-19 dibandingkan dengan kendaraan umum.
Lewat keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (3/9/2020), Corporate Secretary Steady Safe Efris Indria Y.A menjelaskan bahwa Transjakarta tetap beroperasi melayani warga Jakarta selama pandemi Covid-19. Dengan demikian, bus milik emiten berkode saham SAFE itu tetap dioperasikan meski terdapat pembatasan hingga 40 persen dari total pada awal penerapan PSBB.
Kendati demikian, Efris menyebut telah dilakukan peningkatan unit operasi bus. Menurutnya, kondisi saat ini telah dioperasikan sekitar 70 persen dari total armada yang dimiliki oleh SAFE sebanyak 119 unit.
“Ini akan berdampak kepada peningkatan operasional apabila dibandingkan dari pendapatan sebelumnya,” jelasnya.