Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Eropa dibuka menguat pada awal perdagangan pekan ini didorong oleh spekulasi para analis. Saham-saham Benua Biru dinilai relatif lebih tahan banting dibandingkan saham di bursa Asia dan Amerika Serikat.
Mengutip Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 dibuka menguat sebelum melemah tipis 0,5 persen pada awal perdagangan Senin (7/9/2020). Penguatan harga saham terjadi hampir di seluruh sektor.
Di sisi lain, Bursa Asia ditutup variatif dengan pelemahan indeks saham acuan terjadi di Jepang dan China sementara Korea Selatan dan Australia menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia masuk ke dalam kelompok yang melemah dengan depresiasi indeks sebesar 0,18 persen ke level 5.230.
Bursa AS pun tampaknya akan dibuka melemah pada Selasa (8/9/2020) setelah libur hari buruh hari ini. Hal itu tercermin oleh pelemahan indeks berjangka Nasdaq yang turun 1,4 persen dan kontraksi indeks S&P 500 sebesar 0,6 persen.
Adapun, harga saham secara global mulai turun ke level terendah sejak Juni 2020 sejak pekan lalu karena investor khawatir penguatan baru-baru ini terjadi sangat cepat dan valuasi mulai ekstrem.
Global Head of Desk Strategy NatWest Markets Jim McCormick mengatakan beberapa pekan terakhir lebih merupakan pemulihan harga saham jangka pendek.
“Menurut saya, sekarang adalah awal dari masa imbal hasil rendah dan volatilitas pasar tinggi,” kata McCormick seperti dikutip Bloomberg, Senin (7/9/2020).
Adapun rilis data ekonomi China memberikan sinyal bahwa pemulihan ekonomi dunia akan berjalan naik dan turun. China sebagai eksportir dan importir terbesar di dunia mencatatkan kenaikan ekspor pada Agustus 2020 tetapi membukukan penurunan impor.
Pekan ini, pelaku pasar akan mencermati perundingan Brexit yang akan kembali dimulai secara tatap muka antara Inggris dan Uni Eropa di London. Selain itu, Bank Sentral Eropa (ECB) juga akan bertemu pekan ini dengan perkirakaan bakal menahan suku bunga acuan di level terendah.