Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Sekuritas Jagokan Saham Emiten Semen dan Komoditas, Apa Saja?

Emiten semen bakal mendapat berkah dari kenaikan anggaran bujet infrastruktur 2021 dan pemulihan penjualan properti, sedangkan emiten komoditas bakal diuntungkan oleh pemulihan harga CPO, timah, dan nikel. 
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham emiten semen dan komoditas untuk dicermati pada bulan terakhir kuartal III/2020.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menuliskan dalam riset terbarunya bahwa emiten semen bakal mendapat berkah dari kenaikan anggaran bujet infrastruktur 2021 dan pemulihan penjualan properti.

Sedangkan emiten komoditas bakal diuntungkan oleh pemulihan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), timah, dan nikel. 

Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah juga akan menguntungkan emiten komoditas karena penjualan menggunakan mata uang dolar AS. 

Hariyanto memperkirakan pelemahan rupiah akan berlanjut, apalagi baru-baru ini pemerintah tampak mengganggu independensi bank sentral lewat rancangan undang-undang (RUU) terkait perubahan kedua Undang-Undang No.23/1999 tentang Bank Indonesia.

“Untuk [saham pilihan] September, kami meningkatkan eksposur ke sektor semen dan komoditas sepert SMGR, LSIP, TINS, dan INCO,” tulis Hariyanto, seperti dikutip pada Senin (7/9/2020).

Selain merekomendasikan saham emiten semen dan komoditas, Hariyanto juga mempertahankan saham pilihan dari sektor barang konsumen.

Pemulihan konsumsi diperkirakan dapat berlanjut pada bulan-bulan berikutnya didukung oleh distribusi gaji ke-13 untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) senilai Rp28,8 triliun. 

Untuk pegawai swasta, pemerintah juga memberikan bantuan Rp600 ribu per bulan atau senilai total Rp37,7 triliun untuk 15,72 juta pegawai yang menerima gaji di bawah Rp5 juta selama September—Desember.

Tak hanya pemulihan dari sisi konsumsi, aktivitas manufaktur Indonesia juga memperlihatkan sinyal perbaikan yang tercermin lewat indeks manufaktur PMI sebesar 50,8 pada Agustus.

Adapun, indeks PMI di atas level 50 menunjukkan ekspansi dan di bawah 50 merupakan kontraksi.

Ekspansi sektor manufaktur di Indonesia tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak 6 bulan terakhir.

“Ekonom kami memperkirakan aktivitas manufaktur Indonesia akan tetap berekspansi bulan ini,” tulis Hariyanto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper