Bisnis.com, JAKARTA - Produksi minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC untuk periode Agustus 2020 hanya naik setengah dari target kuota kenaikan produksi yang disepakati bersama.
Produksi OPEC periode Agustus hanya sebesar 23,94 juta barel per hari. Angka itu didapat berdasarkan konsensus Bloomberg melalui konfirmasi pejabat OPEC, data pelacakan kapal, dan perkiraan dari konsultan termasuk Rystad Energy AS, Petro-Logistics SA, Rapidan Energy Group,dan JBC Energy GmbH, .
Realisasi produksi pada Agustus 2020hanya naik 550.000 barel per hari dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Padahal, pada kesepakatan sebelumnya OPEC dan sekutunya memutuskan untuk mengerek produksi hingga 1,2 juta barel per hari.
Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, tampak hati-hati, hanya meningkatkan produksi sebesar 410.000 barel per hari selama Agustus menjadi 8,86 juta, tetapi tetap di bawah kuota yang disepakati sebesar 8,99 juta. Selain itu, Uni Emirat Arab dan Kuwait juga tercatat telah meningkatkan pasokannya.
Menteri Energi UEA Suhail Al Mazrouei mengatakan bahwa kenaikan produksi dari negaranya untuk memenuhi puncak permintaan listrik di musim panas.
“Langkah-langkah telah diambil untuk mengkompensasi peningkatan sementara ini,” ujar Al Mazrouei seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/9/2020).
Baca Juga
Sementara itu, Rusia, sekutu utama OPEC dalam kesepakatan itu, juga telah menaikkan produksi minyaknya pada bulan lalu.
Pemerintah Rusia mengatakan bahwa negaranya telah mematuhi 100 persen kesepakatan produksi dibandingkan dengan 97 persen kepatuhan Rusia terhadap kesepakatan pada Juli 2020.
Berdasarkan data Kementerian Energi Rusia, Negara Beruang Putih itu memompa 41,7 juta ton minyak mentah dan kondensat pada Agustus.
Realisasi itu setara dengan rata-rata harian 9,86 juta barel, menerapkan rasio konversi 7,33 barel per ton. Produksi minyak Rusia meningkat 5,1 persen dibandingkan dengan Juli.
Hingga akhir tahun, target produksi harian Rusia di bawah pakta OPEC+ yaitu hanya pada 8,99 juta barel minyak mentah, tidak termasuk kondensat.
Di sisi lain, di saat semua anggota berupaya menaikkan produksinya, Nigeria dan Irak masih memangkas produksinya untuk memenuhi janji karena dalam periode pemangkasan produksi April hingga Juli kedua negara itu tidak memenuhi kuota pemangkasan produksi yang telah disepakati.
Nigeria memproduksi 1,4 juta barel minyak mentah per hari pada Agustus, 110.000 lebih rendah dari Juli dan terendah sejak pertengahan 2016. Sementara itu, Irak memompa 3,72 juta barel per hari, turun 70.000 barel dari bulan sebelumnya tetapi masih jauh di atas target 3,4 juta barel per hari.
Kenaikan produksi oleh OPEC yang tidak signifikan itu dinilai sebagai salah satu upaya kelompok produsen minyak itu untuk menyeimbangkan pasar yang sesungguhnya masih bergulat dengan permintaan yang tidak merata di negara-negara ekonomi utama.
Untuk diketahui, pemulihan kapasitas produksi parsial dari pemangkasan masal hingga 10 juta barel per hari itu menyusul kenaikan dua kali lipat harga minyak mentah sejak akhir April menjadi sekitar US$45 per barel, setelah anjlok hingga ke area negatif akibat pandemi Covid-19 yang meluas ke banyak negara.
Penurunan pertama dari pengurangan produksi OPEC+ semula seharusnya dilakukan pada Juli, tetapi diundur kembali ke Agustus pada pertemuan virtual pada 6 Juni lalu.
Adapun, OPEC mengatakan bahwa kesepakatan untuk menaikkan produksi itu dilakukan untuk mengimbangi permintaan domestik setiap negara sehingga diyakini tidak akan mempengaruhi pasar secara global.
Menanggapi sentimen tersebut, harga minyak mentah berhasil bergerak di zona hijau mencoba keluar dari kisaran level US$43 per barel.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (2/9/2020) hingga pukul 14.33 WIB, harga minyak mentah jenis WTI untuk kontrak Oktober 2020 di bursa Nymex bergerak di kisaran US$43,13 per barel, naik 0,87 persen.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak November 2020 di bursa ICE bergerak menguat 0,81 persen ke level US$45,95 per barel.