Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah naik tipis setelah data manufaktur Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang melampaui harapan. Indeks manufaktur yang masuk taraf ekspansif menimbulkan harapan pemulihan perekonomian.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik 30 sen menjadi menjadi US$45,58 per barel. Adapun harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup US$42,76 per barel atau naik 15 sen.
Kontrak berjangka memperpanjang kenaikan setelah American Petroleum Institute (API) melansir stok minyak mentah AS turun lebih besar dari estimasi pekan lalu. API mengatakan stok turun 6,36 juta barel dalam seminggu.
"Angka manufaktur dan bullish di sekitar vaksin virus AstraZeneca menambah optimisme," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/9/2020).
Aktivitas manufaktur AS melaju ke level tertinggi lebih dari satu setengah tahun pada Agustus di tengah lonjakan pesanan baru.
Institute for Supply Management (ISM) mengatakan indeks aktivitas pabrik nasional meningkat menjadi 56,0 bulan lalu dari 54,2 pada Juli. Itu merupakan level tertinggi sejak Januari 2019 dan menandai pertumbuhan tiga bulan berturut-turut.
Baca Juga
Data manufaktur China yang kuat juga mengangkat harga minyak, kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Caixin/Markit menunjukkan aktivitas pabrik China berkembang pada laju tercepat dalam hampir satu dekade bulan lalu, didukung oleh peningkatan pertama dalam pesanan baru ekspor tahun ini.