Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Anjlok dan Absen Bagi Dividen, Bagaimana Prospek Gudang Garam (GGRM)? 

Mirae Asset Sekuritas menilai keputusan PT Gudang Garam Tbk. untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2019 akan memperkuat arus kas sehingga perseroan bisa mengurangi utang jangka pendek dan menurunkan beban keuangan.
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas tetap memberikan rekomendasi ‘beli’ untuk saham emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM). Kinerja perseroan diperkirakan meningkat pada tahun depan. 

Gudang Garam membuat kejutan kepada para investor pada akhir ini dengan memutuskan untuk tidak membagikan dividen atas kinerja laba tahun buku 2019. Untuk diketahui, emiten bersandi saham GGRM itu dikenal royal membagikan dividen dan masuk indeks saham IDX High Dividend Yield.

Investor tampak kecewa dengan keputusan manajemen GGRM. Hal ini tecermin dari pergerakan harga saham GGRM pada Jumat (28/8/2020). Kemarin, saham GGRM anjlok 5,11 persen ke posisi 49.250. Dengan penurunan sebesar itu, saham GGRM masuk daftar top losers pada perdagangan kemarin.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan keputusan GGRM untuk tidak membagikan dividen tahun ini di luar prediksi.  Awalnya, dia memperkirakan GGRM akan membagikan dividen Rp2.600/ saham seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Dengan asumsi kami sebelumnya pembayaran dividen Rp2.600/saham, ini mewakili sekitar 46 persen dari rasio pembayaran, yang sudah lebih rendah dari 64 persen rasio pembayaran di tahun 2019,” ujarnya dalam publikasi riset, Jumat (28/8/2020)

Berdasarkan keputusan GGRM tersebut, sekuritas juga mengubah proyeksi dividen untuk tahun depan dengan asumsi dividen nol persen. Pasalnya, laba bersih tahun buku 2020 diproyeksi lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

Kendati demikian, dengan penggunaan seluruh laba sebagai laba ditahan, Mirae mempertahankan perkiraan belanja modal serta arus kas bersih GGRM akan lebih tinggi sebesar 86 persen dan 36 persen pada tahun buku 2020 dan tahun buku 2021.

Christine mengatakan arus kas yang lebih kuat memungkinkan perseroan untuk mengurangi utang jangka pendek dan membayar beban bunga yang lebih rendah sekitar 20—25 persen yoy untuk tahun buku 2020 dan 2021.

“Ini membawa ekspektasi bottom-line yang sedikit lebih tinggi,” ujar dia.

Kemudian, Mirae juga memperkirakan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 2021 yang akan keluar pada kuartal ke-4 bakal menerapkan kenaikan cukai tahun 2021 rata-rata 11 persen, lebih rendah dari tahun 2020.

“Karena itu kami mengulangi rekomendasi ‘beli’ untuk GGRM karena kami memproyeksikan pemulihan bertahap dalam volume penjualan di tahun 2021,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper