Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Pidato Powell, Bursa Eropa Tergelincir di Awal Perdagangan

Indeks Stoxx Europe 600 terpantau melemah 0,51 poin atau 0,14 persen ke level 372,61 pada awal perdagangan. Padahal, indeks sempat dibuka menguat tipis 0,01 persen di posisi 373,17.
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa bergerak melemah pada awal perdagangan Rabu (27/8/2020) di tengah penantian investor terhadap pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 terpantau melemah 0,51 poin atau 0,14 persen ke level 372,61 pada awal perdagangan. Padahal, indeks sempat dibuka menguat tipis 0,01 persen di posisi 373,17.

Sebanyak 11 dari 19 indeks sektoral terpantau melemah, didorong oleh sektor perbankan yang terkoreksi 1,01 persen dan real estat yang melemah 0,84 persen. Di sisi lain, sektor perjalanan dan wisata menguat 1,03 persen.

Pada hari ini perhatian investor akan tertuju pada SImposium Jackson Hole yang diadakan pada hari ini. Pada simposium tersebut, Gubernur The Fed, Jerome Powell akan berpidato terkait kerangka kebijakan moneter yang akan berfokus pada strategi pengendalian inflasi terbaru.

"Kami pikir pesan Fed jelas, mereka ingin mempertahankan suku bunga rendah di seluruh kurva imbal hasil, sejalan dengan keinginannya untuk menjaga kondisi kebijakan moneter yang sangat longgar," tulis kepala investasi UBS Global Wealth Management, Mark Haefele, seperti dikutip Bloomberg.

Para pelaku pasar juga terus memantau kabar terkait progres pengembangan vaksin untuk virus corona, termasuk kabar tes Covid yang hanya membutuhkan waktu 15 menit dari Abbott Laboratories dengan harga US$5.

Sementara itu, pemerintah dan bank sentral di negara-negara terus mendukung pemulihan perekonomian dunia dengan bergam kebijakan.

Di sisi lain, tensi hubungan Amerika Serikat dengan China kembali memanas setelah China menembakkan empat misil ke wilayah perairan yang masih menjadi sengketa. 

Merespons hal tersebut, Presiden AS, Donald Trump, akan memperkuat sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang membantu China membangun pangkalan di wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper