Bisnis.com, JAKARTA - Kabar rencana investasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Persero) ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) belum menguatkan saham BUMN itu.
Pada penutupan perdagangan Selasa (25/8/2020), saham TLKM turun 0,67 persen atau 20 poin menjadi Rp2.980, setelah bergerak di rentang 2.980-3.010. Nilai transaksi sahamnya mencapai Rp299,34 miliar.
Kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp295,21 triliun, dengan price to earning ratio (PER) 13,42 kali. Sepanjang tahun berjalan, saham TLKM melesu 24,94 persen.
Sebelumnya, tersiar kabar bahwa Telkomsel bakal berivenstasi ke Gojek. Mengenai hal tersebut, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan bahwa perseroan terus berusaha untuk mencari peluang pengembangan usaha.
Proses pengembangan tersebut dilakukan secara organik maupun in-organik. Adapun mengenai kabar yang menyebut bahwa Telkomsel melakukan investasi di Gojek, Setyanto belum dapat menjawab lebih spesifik pertanyaan tersebut, termasuk membenarkan atau membantahnya.
“Telkomsel selalu berusaha mencari peluang pengembangan usaha baik secara organik maupun in-organik. Semua upaya pengembangan usaha tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan. Saat ini saya belum bisa menjawab pertanyaan spesifik tersebut,” kata Setyanto, Senin (24/8/2020).
Baca Juga
Sementara itu, PT Metra Digital Investama (MDI Ventures) memperkirakan bahwa investasi Grup Telkom ke Gojek nantinya tidak akan melalui MDI Ventures, jika rencana investasi tersebut benar terwujud.
CEO MDI Ventures, Donald Wihardja mengatakan bahwa MDI Ventures bersama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Persero) sempat membahas mengenai rencana investasi ke Gojek beberapa bulan lalu.
Dia mengungkapkan bahwa MDI Ventures tidak dapat menyalurkan investasi ke Gojek. Sebab, batas tingkat atau seri pendanaan Gojek sudah sangat tinggi.
Gojek terakhir memperoleh pendanaan pada Juni 2020 lalu dari Google, Tencent, Facebook dan Paypal. Dalam pendanaan tersebut tidak disebutkan nilai dan seri pendanaan.
Pada Maret 2020, Gojek juga sempat mendapat pendanaan seri F senilai US$1,2 miliar (Rp17,55 triliun), saat itu pendanaan dipimpin oleh Mitsubishi Corporation, Mitsubishi Motors, Mitsubishi UFJ Financial Group, dan Visa.
Nilai tersebut jelas sudah sangat tinggi. MDI Ventures saat ini hanya mengantongi dana senilai Rp7,3 triliun, yang belum lama berhasil dikumpulkan.
“Kami di MDI lihat ini sudah lewat dari stage yang kami bisa invest. Tapi untuk Telkom mungkin bisa interesting. Kami tidak tahu disana hasil review-nya seperti apa,” kata Donald.
Donald mengungkapkan selain melalui Telkom, anak perusahaan Telkom yaitu Telkomsel juga dapat menyalurkan investasi, namun dengan prosedur yang lebih rumit.