Bisnis.com, JAKARTA — Emiten taman rekreasi dan pariwisata PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. memangkas anggaran belanja modal atau capital expenditure pada tahun ini mengingat operasional bisnis perseroan terkena pembatasan masa pandemi.
Direktur Keuangan Pembangunan Jaya Ancol Hari Sundjojo mengatakan awalnya anggaran belanja modal ditetapkan senilai Rp765 miliar untuk 2020. Adapun, sumber pendanaan capex diambil dari kas internal, pinjaman bank, dan penerbitan surat utang.
“Maret kami tutup operasi dan 20 Juni baru buka kembali. Jadi, efektif pada Juni hanya 10 hari kita buka, maka kita melakukan revisi atas pengeluaran capex menjadi Rp178 miliar,” kata Hari dalam paparan publik, Senin (24/8/2020).
Hingga akhir semester I/2020, Hari melanjutkan, emiten bersandi saham PJAA tersebut telah merealisasikan capex sekitar Rp110 miliar.
Sampai dengan akhir tahun, manajemen PJAA menyebut sebagian besar proyek yang dibujetkan pada 2020 akan ditunda dulu. Adapun fokus pengerjaan proyek saat ini hanya pada penyelesaian penataan pantai “Symphony of the Sea”.
“Fokus pengembangan 2020, taman pantai sekitar 51.000 meter persergi yang kami renovasi ada stone area, water and sand area, dan green area,” ujar Hari sambil menambahkan bahwa “Symphony of the Sea” tahap satu telah diluncurkan pada 25 Desember 2019 untuk sand area.
Baca Juga
Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali menambahkan perseroan akan mengambil langkah efiensi kapital pada tahun ini dan mencoba bertahan dengan yang ada.
“Yang bisa ditunda akan ditunda, yang bisa dikurangi akan dikurangi, tanpa mengurangi keselamatan hewan, perawatan wahana, dan lainnya,” pungkas Sahir.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, operator Taman Impian Jaya Ancol ini membukukan pendapatan sebesar Rp254,21 miliar atau turun 58,18 persen dari Rp607,89 pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan mengalami kerugian Rp146,37 miliar pada semester I/2020, berbalik dari posisi laba Rp71,22 miliar pada semester I tahun lalu.