Bisnis.com, JAKARTA — PT Nusantara Infrastructure Tbk. memperbesar persentase alokasi dana yang diperoleh dari penawaran umum terbatas II untuk setoran modal ke dalam PT Margautama Nusantara.
Nusantara Infrastructure telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Rabu (19/8/2020). Salah satu agenda yang disetujui oleh pemegang saham yakni perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas (PUT) II.
General Manager Corporate Affairs Nusantara Infrastructure Deden Rochmawaty menjelaskan bahwa 87 persen dana yang diperoleh dari hasil PUT II akan digunakan oleh perseroan sebagai setoran modal ke dalam entitas anak perseroan PT Margautama Nusantara (MUN).
Selanjutnya, dana itu akan digunakan oleh MUN sebagai setoran modal ke dalam PT Bosowa Marga Nusantara (BMN). Suntikan itu akan digunakan oleh BMN sebagai pendanaan untuk pelaksanaan proyek jalan tol di Makassar.
“Sisanya, yaitu sekitar 13 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan atau entitas anak dalam rangka pengembangan usaha yang termasuk tapi tidak terbatas pada biaya pelaksanaan basic design, studi kelayakan, dan biaya uji tuntas,” papar Deden.
Berdasarakan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), META awalnya mengalokasikan 60 persen dana yang diperoleh dari PUT II untuk setoran modal ke MUN. Sisanya, 40 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan atau entitas anak dalam rangka pengembangan usaha.
Baca Juga
Emiten berkode saham META itu melaporkan dana yang diperoleh dari hasil PUT II senilai Rp495,00 miliar. Dari jumlah itu, senilai Rp292,94 miliar digunakan oleh perseroan sebagai setoran modal ke dalam MUN.
Selain setoran modal, lanjut Deden, META juga telah menggunakan Rp63,49 miliar untuk modal kerja perseroan dan atau entitas anak. Alokasi itu meliputi biaya pelaksanaan basic design dan studi kelayakan.
“Sisa dana hasil PUT II senilai Rp129,78 miliar disimpan dalam bentuk deposito dan current account pada beberapa bank lokal,” imbuhnya.
Sementara itu, RUPST juga menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku yang berakhir 31 Desember 2019. META menggunakan Rp1,43 miliar sebagai cadangan wajib sesuai dengan Undang Undang tentang Perseroan Terbatas.
Sisanya, META menyisihkan laba bersih tahun buku 2019 sebagai cadangan lainnya. Dana itu dapat digunakan untuk kebutuhan perseroan termasuk pengembangan usaha, modal kerja, sosial, dan pembagian dividen masa depan.
“Sehingga untuk tujuan kepentingan perseroan dan karena ekspansi perseroan yang sedang berlangsung, perseroan tidak akan membagikan dividen kepada pemegang saham perseroan,” jelas Deden.
Di tengah pandemi Covid-19, META tengah fokus menyelesaikan dua proyek di sektor tol dan sektor energi. Keduanya direncanakan akan selesai pada akhir 2020.
Proyek pertama yakni pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani Makassar melalui BMN. Fasilitas itu merupakan jalan tol layang pertama di luar Pulau Jawa sekaligus ikon baru Kota Makassar dengan panjang 4,3 kilometer (km).
Proyek kedua yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Desa Lau Gunung, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara melalui unit usaha Perusahaan PT Inpola Meka Energi (IME). Total kapasitas terpasang yang dimiliki sebesar 15 MW.