Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsisten Tebar Dividen, ITMG Jaga Posisi Kas

Indo Tambangraya Megah membagikan dividen final untuk tahun buku 2019 sebesar Rp570 per saham.
Peta operasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG). Istimewa
Peta operasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk., akan menjaga posisi kas tetap kuat di tengah banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Mulianto mengatakan bahwa akan menjaga posisi kas yang kuat melalui penerapan strategi manajemen kas yang efektif dan efisien.

“Hal itu guna memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk ekspansi secara inorganik dan pembayaran dividen secara berkala,” ujar Mulianto seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (21/8/2020).

Indo Tambangraya Megah membagikan dividen final untuk tahun buku 2019 sebesar Rp570 per saham. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan dividen payout ratio (DPR) perseroan dalam tiga tahun terakhir.

Jika digabungkan dengan pembagian dividen interim yang dibayarkan pada November 2019, total DPS emiten berkode saham ITMG tersebut berada di posisi Rp1.275 dengan rasio pembayaran atau DPR sebesar 75 persen.

Adapun, DPR emiten yang masuk ke dalam daftar indeks high dividen 20 di Bursa Efek Indonesia itu turun dibandingkan dengan DPR tahun 2018, yaitu 101 persen. Jumlah tersebut juga lebih rendah dari rata-rata 10 tahun terakhir di 92 persen.

Selain itu, Mulianto menjelaskan bahwa perseroan akan terus menjaga aktivitas operasional tanpa gangguan dan menerapkan kendali biaya serta belanja modal dengan disiplin.

Per 30 Juni 2020, total aset perseroan per 30 Juni 2020 sebesar US$1,22 miliar dengan jumlah kas dan setara kas sebesar US$207,69 juta. Sementara itu, total liabilitas perseran sebesar US$366,84 juta, naik 13,02 persen daripada posisi akhir 2019 sebesar US$324,57 juta.

Total liabilitas tersebut terdiri atas US$267,17 juta liabilitas jangka pendek dan sebesar US$99,67 juta liabilitas jangka panjang. Selain itu, hingga akhir Juni 2020, total aktiva perseroan bernilai US$1.229 juta dengan ekuitas US$862 juta.

Adapun, emiten berkode saham ITMG itu hanya mengantongi pendapatan sebesar US$652,62 juta pada semester I/2020. Realisasi itu turun 26,89 persen dibandingkan dengan US$892,7 juta pada semester I/2019.

Lebih rinci, penjualan batubara masih menjadi kontributor utama total pendapatan perseroan, kemudian dilanjutkan dari penjualan bahan bakar dan pendapatan jasa.

Adapun, penjualan batu bara ke pihak ketiga ITMG sebesar US$589,31 juta, sedangkan penjualan batubara ke pihak berelasi berada di level US$28,82 juta.

Kemudian, penjualan bahan bakar pihak ketiga sebesar US$33,05 juta dan pendapatan jasa pihak ketiga sebesar US$1,44 juta.

Sejalan dengan pelemahan pendapatan, ITMG membukukan penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 57,8 persen secara tahunan menjadi sebesar US$29,8 juta dibandingkan dengan perolehan laba periode yang sama tahun lalu sebesar US$70,82 juta.

Padahal, perseroan tampak telah menekan beberapa beban, salah satunya beban pokok pendapatan yang turun 23,5 persen menjadi sebesar US$558,63 juta dibandingkan dengan semester I/2019 sebesar US$730,3 juta.

Direktur Hubungan Investor Indo Tambangraya Megah Yulius Gozali mengatakan bahwa faktor utama penurunan kinerja perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini disebabkan oleh koreksi harga batu bara yang cukup dalam.

“Utamanya karena harga jual rata-rata batu bara yang turun dari US$68,8 per ton pada paruh pertama tahun lalu menjadi US$55,8 per ton pada semester pertama tahun ini,” ujar Yulius kepada Bisnis, Rabu (19/8/2020).

Yulius menjelaskan, perseroan telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$11 juta dari total alokasi yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini sebesar US$49,9 juta. Realisasi belanja modal itu digunakan untuk infrastruktur dan peralatan untuk mendukung operasi perusahaan.

Kendati menjaga posisi kas di tengah tren pelemahan kinerja industri batu bara, Yulius mengaku hingga saat ini perseroan belum ada rencana untuk memangkas alokasi capex yang sudah ditetapkan pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper