Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Klaim Pengangguran AS Naik, Harga Minyak Kembali Melemah

Kontrak berjangka minyak di New York turun lebih dari 3 persen pada hari Kamis (20/8/2020) setelah klaim tunjangan pengangguran AS tiba-tiba meningkat minggu lalu.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak merosot dari level tertinggi selama lima bulan setelah data ekonomi AS mengisyaratkan pasar tenaga kerja yang lesu.

Penurunan ini juga dipicu oleh sinyal peringatan dari OPEC+ terkait rebound permintaan di tengah pandemi yang lambat.

Kontrak berjangka minyak di New York turun lebih dari 3 persen pada hari Kamis (20/8/2020) setelah klaim tunjangan pengangguran AS tiba-tiba meningkat minggu lalu.

Ini menjadi pertanda buruk bagi konsumsi minyak karena jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan.

Data ini juga memperbesar pandangan suram untuk kenaikan permintaan. Risalah dari pertemuan Federal Reserve AS juga mengungkapkan bahwa pandemi akan sangat membebani aktivitas ekonomi.

OPEC+ memperingatkan bahwa laju rebound permintaan lebih lambat dari yang diharapkan. OPEC+ menyinggung risiko gelombang kedua virus Corona yang berkepanjangan.

"Kenaikan klaim pengangguran meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang mengganggu permintaan," kata Phil Flynn, Analis Pasar Senior di Price Futures Group, seperti dilansir Bloomberg.

Kontrak berjangka untuk minyak telah pulih dari wilayah negatif pada bulan April, tetapi masih mengalami kesulitan untuk naik melewati kisaran pertengahan US$40 per barel.

Data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah domestik menyusut, tetapi gambaran permintaan tetap suram karena negara-negara berjuang untuk menahan infeksi yang melonjak.

Energy Aspects Ltd. menurunkan perkiraan permintaan bahan bakar jet global untuk Agustus dan September, akibat pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diantisipasi di Eropa, Asia dan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper