Bisnis.com, JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berkomitmen untuk terus meningkatkan partisipasi dalam pembangunan infrastruktur seiring dengan target pemerintah memperbaiki aspek konektivitas.
Presiden Direktur Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan perseroan memiliki pengalaman membangun sekitar 1.300 kilometer jalan tol dalam lima tahun terakhir. Di samping itu, Waskita Karya juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur perhubungan udara, laut, dan kereta api.
“Kami memiliki pengalaman dan skala ekonomi yang besar untuk dapat mendukung pencapaian target-target Pemerintah untuk memajukan infrastruktur Indonesia," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (13/8/2020).
Destiawan mengungkapkan, partisipasi dalam pembangunan berbagai proyek infrastruktur, baik sebagai investor maupun kontraktor telah membawa perseroan menjadi spesialis pengembangan infrastruktur konektivitas. Hal ini tercermin dari pengembangan usaha di sektor jalan tol melalui PT Waskita Toll Road (WTR).
Menurut Destiawan, ekspansi di bidang jalan tol dimulai pada 2014 dengan mengakuisisi saham badan usaha jalan tol di ruas Pejagan-Pemalang dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.
Dalam periode 2014-2019, emiten bersandi saham WSKT itu telah menggelontorkan investasi lebih dari Rp150 triliun di 18 ruas jalan tol sepanjang 1.013 kilometer. Porsi kepemilikan saham di 18 ruas tersebut beragam, mulai dari mayoritas hingga minoritas.
“Tujuan kami dalam berinvestasi di sektor jalan tol bukan hanya tentang bisnis, melainkan juga didorong semangat untuk berkontribusi terdapat penguatan ekonomi Indonesia melalui peningkatan konektivitas antar daerah,” Ungkap Destiawan.
Guna mendukung ekspansi bisnis dan percepatan pembangunan infrastruktur, Waskita Karya aktif mengundang investor lokal maupun asing untuk dapat berpartisipasi dalam pengembangan jalan tol. Tahun lalu, WTR melepas 40 persen saham di dua entitas badan usaha jalan tol kepada Road King Infrastructure Ltd senilai hampir Rp2,5 triliun.
Peta lokasi 18 portofolio jalan tol Waskita Karya. Portofolio tersebut tersebar di sejumlah badan usaha jalan tol dengan porsi kepemilikan beragam, mulai dari porsi minoritas hingga mayoritas./wtr.co.id
Selain terlibat aktif dalam pembangunan jalan tol, Waskita juga memegang peran penting dalam pembangunan infrastruktur lain seperti Light Rail Transit (LRT), bandara, dan pelabuhan.
Sejauh ini, Waskita Karya telah merampungkan proyek LRT Palembang sepanjang 23 kilometer. Proyek tersebut merupakan proyek LRT pertama di Indonesia dan saat ini telah beroperasi penuh melayani rute Jakabaring-Bandar Sultan Mahmud Badaruddin II.
Di bidang kebandaraan, Waskita Karya terlibat dalam pembangunan beberapa bandara dalam beberapa tahun belakangan, seperti Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Bandara Ahmad Yani Semarang, Perluasan Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Hasanudin Makassar.
Destiawan menuturkan, Waskita Karya juga punya andil dalam pembangunan infrastruktur maritim di bidang kepelabuhanan. Perseroan telah menggarap proyek Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara, Dermaga Noahtu Lampung, dan Pelabuhan Sisi Darat Penajam Kalimantan Timur.
“Pengalaman yang kami kumpulkan dari pembangunan infrastruktur dalam Negeri ini akan kami bawa sebagai bekal berharga untuk menjadi pemain di pasar global.” tukasnya