Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan perak di India diyakini melemah bersamaan dengan laju perekonomian yang mengendur di Negeri Bollywood.
Berdasarkan data Metal Focus Ltd., impor perak oleh konsumen terbesar dunia itu mungkin turun sebanyak 50 persen tahun ini dari sekitar 6.000 ton pada 2019. Untuk enam bulan pertama tahun ini saja, impor perak India hanya mencapai 1.735 ton jauh lebih rendah daripada capaian periode yang sama tahun lalu.
Adapun, permintaan perhiasan perak, yang mencakup lebih dari sepertiga dari total konsumsi, dapat turun sebanyak 25 persen dan penggunaan peralatan perak mungkin turun sebesar 30 persen hingga 40 persen.
Kepala Komoditas dan Mata Uang Inditrade Derivatives and Commodities Haris Galipeli mengatakan bahwa sejalan dengan harga perak global, harga perak di India telah menguat lebih dari 60 persen tahun ini. Semakin tinggi harga, mungkin konsumsi juga semakin lemah karena daya beli yang lebih rendah masih terjadi di India.
"Fundamental perak akan melemah karena penurunan industri yang rendah. Namun, harga masih akan naik mengikuti harga emas yang lebih tinggi dan itu murni permintaan atas investasi yang mendorongnya saat ini,” ujar Galipeli seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/8/2020).
Hingga kemarin, harga perak di pasar spot pada perdagangan Senin (10/8/2020) hingga pukul 14.30 WIB berada di level US$28,41 per troy ounce.
Baca Juga
Sementara itu, harga perak berjangka untuk kontrak September 2020 di bursa Comex bergerak naik 3,61 persen ke level US$28,54 per troy ounce. Untuk diketahui, level tersebut merupakan posisi tertinggi perak dalam tujuh tahun terakhir.
Hari ini, harga perak spot terpantau turun 3,10 persen ke posisi US$28,36 per troy ounce. Kendati demikian, sejak awal tahun, harga perak sudah naik 58 persen. Kenaikan harga perak melampaui cuan dari pergerakan harga emas yang mencapai kisaran 30 persen.