Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) merevisi target pra penjualan (marketing sales) karena pandemi virus corona yang berdampak negatif pada kegiatan bisnis perusahaan.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan, perusahaan telah menentukan target pra penjualan baru di tengah kondisi pandemi virus corona yang memukul seluruh sektor bisnis, termasuk properti. Manajemen emiten bersandi saham MTLA tersebut pun mematok target marketing sales baru di kisaran Rp1,1 triliun hingga Rp1,2 triliun.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan target awal yang dipatok sebelumnya. Pada awal tahun 2020, MTLA menargetkan dapat meraup marketing sales pada kisaran Rp2 triliun – Rp2,1 triliun. Dengan kata lain, target marketing sales emiten bersandi saham MTLA itu 43 persen lebih rendah dibandingkan proyeksi semula.
“Angka pra penjualan kemungkinan dapat mengalami perbaikan dibandingkan dengan kinerja pada semester I/2020. Tetapi, tidak akan pesat kenaikannya mengingat kondisi pandemi yang belum tertangani,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (6/8/2020).
Adapun pada paruh pertama tahun 2020, Olivia mengatakan MTLA telah membukukan marketing sales sebesar Rp540 miliar.Jumlah tersebut setara 45 persen dari target marketing sales yang telah disesuaikan.
Untuk memacu penjualan di sisa tahun, MTLA berencana meluncurkan klaster-klaster baru pada proyek eksisting.Olivia menyebut, tahun ini Metland belum akan merilis proyek-proyek baru.
Baca Juga
Sepanjang semester I/2020, MTLA mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 58,05 persen seiring dengan kontraksi pendapatan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, MTLA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk senilai Rp88,29 miliar. Perolehan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan semester I/2019 senilai Rp210,47 miliar.
Kontraksi laba bersih itu sejalan dengan menurunnya pendapatan perusahaan yang pada paruh pertama tahun 2020 tercatat sebesar Rp390,25 miliar. Perolehan ini lebih rendah 34,74 persen dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun 2019 senilai Rp598,04 miliar.