Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cisadane Sawit Raya (CSRA) Optimistis Harga CPO Bertahan di Posisi Tinggi

Cisadana Sawit Raya menilai penguatan harga saat ini akan menjadi momentum untuk menggenjot penjualan, mengambil ceruk pasar dengan menikmati harga jual yang lebih tinggi.
Direktur Cisadane Sawit Raya Seman Sendjaja mengatakan perseroan meraup dana sebesar Rp51 miliar melalui initial public offering (IPO). - Bisnis/Pandu Gumilar
Direktur Cisadane Sawit Raya Seman Sendjaja mengatakan perseroan meraup dana sebesar Rp51 miliar melalui initial public offering (IPO). - Bisnis/Pandu Gumilar

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan, PT Cisadane Sawit Raya Tbk., optimistis harga crude palm oil atau CPO bertahan di level tinggi sepanjang kuartal ketiga sehingga dapat mendorong perseroan mencetak kinerja top line lebih baik.

Direktur Cisadane Sawit Raya Seman Sendjaja mengatakan bahwa perseroan berharap harga CPO tetap berada di kisaran harga saat ini sehingga dapat menopang proyeksi produksi perseroan yang cenderung konservatif.

Pasalnya, emiten berkode saham CSRA itu memprediksi produksi pada kuartal II/2020 berada di bawah target karena faktor cuaca. Namun, lemahnya kinerja operasional ini diyakini dapat diimbangi oleh harga CPO saat ini yang dapat membuat kinerja keuangan tetap terjaga.

Dengan demikian, menurut Seman, penguatan harga saat ini akan menjadi momentum perseroan untuk menggenjot penjualan, mengambil ceruk pasar dengan menikmati harga jual yang lebih tinggi.

“Kami berharap harga bisa maintain di level saat ini, kalau dari konsensus analis harga di kuartal III/2020 masih cukup tinggi, tetapi kuartal IV/2020 kemungkinan sedikit melemah karena tekanan demand,” ujar Seman saat public expose virtual, Rabu (29/7/2020).

Untuk diketahui, harga CPO berjangka untuk kontrak Oktober 2020 di bursa Malaysia berada di level 2.644 ringgit per ton, menguat 41 poin pada penutupan perdagangan Rabu (29/7/2020). Dalam satu bulan terakhir, harga CPO telah menguat 10,72 persen.

Adapun, CSRA menargetkan kenaikan volume produksi 2020 hingga 10 persen lebih tinggi daripada realisasi tahun lalu. Emiten yang baru melantai bursa pada awal tahun ini, menargetkan volume produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 330.000 ton dan CPO sebesar 60.000 ton untuk sepanjang 2020.

Pada kuartal I/2020, area tertanam dari perkebunan inti perseroan mencapai 17.972 hektare. Selain itu, CSRA telah memproduksi 64.554 ton TBS pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 8 persen dibandingkan dengan produksi periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, Seman juga mengatakan bahwa akan terus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi operasional untuk mendukung potensi pertumbuhan perkebunan dan terus memantau struktur biaya perseroan.

CSRA, lanjut Seman juga akan memperluas bisnis perkebunan, dan memperkuat struktur permodalan untuk memastikan kelangsungan bisnis di tengah situasi yang penuh tantangan. 

“Oleh karena itu, kami berharap inisiatif ini dapat membawa hasil positif sehubungan dengan prospek bisnis kami ke depannya,” papar Seman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper