Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pandemi, Begini Strategi SMF Pacu Kinerja di Semester Kedua 2020

Walaupun sempat terdakpak pandemi Covid-19, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF masih mencatatkan peningkatan pencapaian kinerja sepanjang Semester I/2020.
Logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)./Istimewa
Logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Walaupun sempat terdampak pandemi Covid-19, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF masih mencatatkan peningkatan pencapaian kinerja sepanjang semester I/2020.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menjelaskan bahwa secara umum realisasi kegiatan usaha masih dalam koridor Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 awal, yang akan direvisi karena terpengaruh Covid-19.

"Karena kami melihat dampak Covid-19 sampai 2020 itu pasti ada dan itu berapa signifikannya akan nanti terlihat dari finalisasi revisi target kami yang nantinya harus di-approve oleh pemegang saham kami, yaitu Kementerian Keuangan," jelasnya dalam paparan kinerja yang dilakukan secara daring, Senin (27/7/2020).

Tiga kegiatan utama SMF, yakni pertama, penyaluran pinjaman telah mencapai Rp4,2 triliun atau telah terealisasi 32,24 pertama dari target awal Rp13 triliun.

Kedua, penerbitan surat utang telah terealisasi Rp5,18 trilun atau mencapai 54,13 persen dari target semula senilai Rp9,5 triliun. Ketiga, kegiatan sekuritisasi, yang masih belum ada pencapaian dari target Rp3 triliun.

Catatan positif diraih terkait kegiatan penugasan pemerintah kepada SMF, yang mengemban tugas khusus dalam mengurangi beban fiskal pemerintah dalam program KPR program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Kami diminta menyediakan porsi bank yakni 25 persen dari total biaya FLPP, targetnya 2020 Rp3,7 triliun. Yang terealisasi Rp500 miliar pada 2019 sehingga outstanding-nya Rp3,2 triliun. Sampai sekarang sudah terealisasi Rp1,09 triliun dengan porsi 32.510 unit atau pencapaian 34,28 persen," tambah Ananta.

Secara kumulatif, total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2006 sampai dengan 30 Juni 2020, mencapai sebesar Rp66,25 triliun.

Angka itu terdiri dari pembiayaan sebesar Rp53,99 triliun, sekuritisasi KPR sebesar Rp12,15 triliun, dan pembelian KPR sebesar Rp106 miliar. Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 1.039.532 debitur KPR yang tediri dari 77 persen pembiayaan, 22,59 persen sekuritisasi dan 0,08 persen pembelian KPR.

Sementara itu, dari kondisi keuangan perusahaan, total aset SMF sampai dengan semester I/2020 ini senilai Rp29,32 triliun, naik 39,57 persen (year-on-year/yoy) dari posisi yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp21,00 triliun.

Adapun laba bersih pada semester I/2020, mencapai Rp242,53 miliar naik 0,62 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp241,03 miliar. SMF pun masih mengejar target laba bersih yang dipegangnya untuk tahun 2020, yakni Rp398 miliar.

Selain itu, Ananta menjelaskan bahwa dari seluruh dana yang telah dialirkan sepanjang paruh pertama 2020, terutama untuk program refinancing SMF telah membiayai kurang lebih 1.039.532 ribu debitur KPR yang terbagi atas 84,26 persen wilayah Indonesia bagian barat, 15,07 persen wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,67 persen wilayah timur.

Sejak Agustus 2018 hingga semester I tahun 2020, SMF telah berhasil merealisasikan penyaluran dana KPR FLPP kepada 121.429 debitur dengan total penyaluran dana sebesar Rp3,86 triliun melalui 12 bank penyalur KPR FLPP.

"Hal tersebut memberikan dampak positif yaitu semakin banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memperoleh fasilitas KPR FLPP di samping adanya penyerapan tenaga kerja dari pembangunan rumah yang berujung pada terciptanya multiplier effect," ungkapnya.

Terkait rencana kerja, Ananta menuturkan bahwa pada tahun 2020 ini perseroan akan berfokus dalam mendukung pemerintah pada Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor perumahan, melalui beberapa upaya.

Pertama, tetap konsisten menyalurkan dukungan pendanaan jangka panjang pada Program FLPP. Kedua,memberikan relaksasi untuk Pembiayaan Homestay bagi masyarakat pemilik homestay melalui Program Kemitraan Perseroan.

Ketiga, turut berinvestasi pada Surat Berharga Negara. Keempat, memperserat sinergi dengan lembaga/institusi dibawah kementerian keuangan pada kegiatan sosial terhadap masyarakat yang terkena dampak Covid-19, serta melaksanakan penugasan-penugasan khusus yang diberikan oleh Pemegang Saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper