Bisnis.com, JAKARTA— PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengeluarkan peringkat terkait dengan instrumen surat utang PT Kimia Farma Tbk. yang akan jatuh tempo.
Dilansir melalui siaran pers Minggu (19/7/2020), Pefindo memberikan peringkat idAA- untuk medium term notes (MTN) Tahun 2017 Tahap I Kimia Farma senilai Rp400 miliar.
Surat utang jangka menengah itu akan jatuh tempo pada 15 September 2020. Adapun, Pefindo menyematkan peringkat idAA- untuk emiten berkode saham KAEF itu dengan outlook atau prospek negatif.
Peringkat tersebut telah didapatkan KAEF sejak April 2013. Kendati demikian, prospeknya selalu stabil dan baru kali ini prospeknya menjadi negatif.
Pefindo menyebut Kimia Farma berencana melunasi MTN Tahun 2017 Tahap I dengan dana internal.
Total yang dimiliki oleh produsen farmasi itu mencapai Rp706,9 miliar per 31 Maret 2020. Sebagai alternatif, lanjut Pefindo, KAEF juga dapat menggunakan fasilitas MTN 2019 dan MTN Syariah Mudharabah 2019 yang belum terbit senilai Rp1 triliun.
Perseroan juga dapat menarik fasilitas kredit yang belum digunakan senilai Rp2 triliun per 30 Juni 2020.
“Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya,” tulis Analis Pefindo Emanuel Paco Tan dan Agung Iskandar melalui siaran pers.
Peringkat yang disematkan Pefindo mencerminkan peran strategis Kimia Farma dalam menyediakan obat-obatan tertentu untuk kebutuhan nasional, posisi pasar perusahaan yang kuat di industri farmasi, dan operasi bisnis yang terintegrasi.
Kendati demikian, peringkat dibatasi oleh leverage keuangan yang tinggi dan proteksi arus kas yang melemah dan marjin profitabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan marjin perusahaan-perusahaan farmasi yang lain.
Pefindo menambahkan outlook KAEF akan direvisi menjadi stabil apabila perusahaan berhasil menurunkan siklus kas operasi. Pada saat yang sama, perseroan farmasi milik negara itu juga dapat mengurangi tingkat utang.
“Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan tidak berhasil memperbaiki leverage keuangan dan proteksi arus kas karena tidak berhasil menurunkan hari piutang dan tingkat persediaan," katanya.