Bisnis.com, JAKARTA—Setelah mengakhiri pekan ini dengan terdampar di zona merah, indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahan pada perdagangan awal pekan depan.
Pada penutupan pasar Jumat, (17/7/2020) IHSG harus puas berada di level 5.097,58 setelah terkoreksi 18,78 poin atau 0,37 persen. Namun, secara kumulatif selama pekan ini, IHSG mencatat kenaikan hampir 1 persen.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan mengatakan IHSG ditutup melemah dikarenakan masih minimnya sentimen yang memberikan katalis positif kepada pasar saham.
Di saat yang sama, data pengangguran Amerika Serikat yang tercatat meningkat menjadi penekan, ditambah dengan semakin tingginya kasus harian Covid-19 sehingga membuat pelaku pasar khawatir.
Adapun untuk perdagangan Senin (20/7/2020) pekan depan, Dennies memproyeksi IHSG masih akan terkoreksi. Menurutnya, berdasarkan beberapa indikator teknikal, laju IHSG cenderung overbought dan potensi kenaikan terbatas.
“Ini karena investor masih akan wait and see menunggu rilis laporan keuangan emiten kuartal kedua 2020,” ujarnya dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Jumat (17/7/2020).
Baca Juga
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan berdasarkan indikator, MACD, Stochastic, RSI masih menunjukkan sinyal positif.
“Secara esensial, selama pergerakan IHSG tetap bertahan di atas batas dari uptrend line, maka peluang untuk menuju ke resistance terdekat masih terbuka lebar,” ungkapnya.
Adapun berdasarkan rasio fibonacci, dia mengatakan pada Senin mendatang level support maupun resistance IHSG akan berada pada rentang 4975.54 hingga 5172.37.
Sejumlah saham yang dapat dicermati pada pekan depan antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS), dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA).