Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Diproyeksi Pulih, Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) Pesimis Pendapatan Naik

Dalam tiga bulan pertama 2020, Cahayaputra Asa Keramik mencetak penurunan pendapatan 22,35 persen. Penurunan pendapatan diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun 2020.
Dari kiir ke kanan : Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Theo Lekatompessy,  Komisaris Luciana Sutanto, Direktur Juli Berliana Posman, dan Direktur Utama Johan Silitonga berpose usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Rabu (157/2020)./Ria Theresia Situmorang.n
Dari kiir ke kanan : Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Theo Lekatompessy, Komisaris Luciana Sutanto, Direktur Juli Berliana Posman, dan Direktur Utama Johan Silitonga berpose usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Rabu (157/2020)./Ria Theresia Situmorang.n

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten keramik PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) memperkirakan pendapatan perseroan bakal turun 19,48 persen menjadi Rp233 miliar di akhir 2020. Proyeksi ini menggunakan asumsi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak lagi diterapkan di hingga penghujung tahun. 

Direktur Cahayaputra Asa Keramik Juli Berliana mengatakan pendapatan perseroan bakal turun sejalan dengan penurunan produksi. Adapun produksi turun karena terhambat penerapan PSBB. 

“Selama periode PSBB, perseroan telah menghentikan kegiatan produksi pada bulan April 2020 sampai dengan minggu kedua bulan Juni 2020,” ungkapnya dalam paparan publik yang berlangsung di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Hal ini, lanjutnya, terpaksa dilakukan karena proses produksi keramik tergolong padat karya yang melibatkan banyak karyawan. Dalam tiga bulan pertama 2020, emiten bersandi saham CAKK itu mencatat penurunan pendapatan 22,35 persen menjadi  Rp64,84 miliar. Adapun realisasi produksi turun 1 persen menjadi 2,05 juta meter persegi. 

“Mengenai prospek usaha di semester kedua ini kami sudah melihat kondisi pasar mulai membaik. Sehingga kami berniat untuk menjalankan full capacity di tahun ini terutama untuk mesin existing kami,” jelas Juli.

Di lain pihak, perseroan mencadangkan belanja modal sebesar Rp35 miliar dengan uraian sebesar Rp32 miliar diperuntukkan untuk mesin baru dan Rp3 miliar untuk pemeliharaan mesin existing.

Perseroan juga melakukan efisiensi dalam produksi dengan menjalankan 1 unit mesin baru dengan kapasitas sekitar 7 juta m2 per tahun yang diharapkan bisa beroperasi sekitar bulan Agustus tahun ini. Saat ini, kapasitas produksi perseroan adalah 9,18 juta m2 per tahun, 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper