Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diramal Bakal Menguat, Ini Sentimen yang Mendorong Laju IHSG

Pergerakan IHSG pekan ini antara lain akan didorong oleh ekspektasi pelaku pasar terhadap kinerja emiten. Sepanjang Juli 2020, sejumlah emiten akan merilis laporan keuangan kuartal II/2020.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada pekan ini (13-17 Juli 2020) dengan rentang pergerakan 5.111 sampai 5.150.

Pada Jumat (10/7/2020), IHSG ditutup di zona merah setelah melemah 0,43 persen ke level 5.031. Namun, secara kumulatif dalam sepekan IHSG berhasil menguat 1,16 persen.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memprediksi beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG sepanjang 13-17 Juli 2020 antara lain adalah peningkatan kasus Covid-19. Di dalam negeri, kasus Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda melandai. 

“Peluang penyebaran virus Covid-19 lewat udara seperti yang disampaikan WHO menjadi sentimen negatif pasar,” tulisnya dalam riset yang diterima Bisnis, Minggu (12/7/2020).

Di sisi lain, perkembangan obat remdesivir buatan Gilead Sciences dan kelanjutan vaksin Covid-19 salah satunya dari Moderna yang akan memasuki fase 3 menjadi sentimen positif bagi pasar.

Adapun, lonjakan kasus virus Covid-19 di Amerika Serikat akan menjadi sentimen negatif. Di samping itu perintah Mahkamah Agung untuk membuka catatan keuangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, diyakini akan membuat peluang Trump terpilih kembali menjadi lebih sulit. Hal itu menjadi sentimen negatif bagi pasar saham di Negeri Paman Sam.

Pasar dinilai punya ekspektasi yang tinggi bahwa dana pemulihan virus Covid 19 sebesar 750 miliar euro (USD 851,70 miliar) akan disetujui oleh negara-negara anggota zona Eropa di bulan Juli.

“Memasuki bulan Juli pelaku pasar menanti data laba korporasi untuk kuartal kedua. Laporan laba bila lebih baik dari harapan pelaku pasar akan mendorong pergerakan yang positif, tetapi bila terjadi sebaliknya akan cenderung mendorong pasar saham terkoreksi,” jelasnya.

Selanjutnya, perbaikan data ekonomi China dan spekulasi China sedang menggunakan kekuatan internal domestik untuk mendukung ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19 serta sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat menjadi sentimen positif di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper