Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Summarecon Agung (SMRA) Bakal Revisi Target Marketing Sales 2020

Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi mengatakan perseroan telah mencetak marketing sales sebesar Rp1,1 triliun.
Summarecon Bandung. /summareconbandung
Summarecon Bandung. /summareconbandung

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. berencana merevisi target marketing sales 2020 karena sampai semester I/2020 realisasi kurang dari separuh proyeksi awal.

Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi mengatakan perseroan telah mencetak marketing sales sebesar Rp1,1 triliun. Jumlah itu setara dengan 24,44 persen target perseroan sebesar Rp4,5 triliun.

“Target tahun ini perlu ada revisi. Namun sejauh ini kami belum menentukan target yang baru,” katanya kepada Bisnis, pada Rabu (8/7/2020).

Meski pada paruh pertama realisasi kurang dari 50 persen, Jemmy masih optimistis raihan semester II/2020 akan jauh lebih baik. Perseroan berencana memasarkan produk properti yang bervariasi dengan segmen utama kelas menengah.

Emiten berkode saham SMRA, lanjut Jemmy, akan menawarkan beberapa skema pembayaran untuk menambah minat pembeli.

“Saat ini produk yang tersedia cukup bervariasi dari segmen menengah dan menengah atas dengan beberapa skema pembayaran,” katanya.

Sementara itu, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan tahun ini adalah momentum yang berat bagi emiten properti. Pasalnya terjadi penurunan permintaan antara 40 persen sampai 50 persen.

“Penjualan memang masih ada tapi melambat dan cenderung menurun. Namun, saya rasa setelah stabil penjualan akan naik,” katanya.

Menurutnya emiten properti kesulitan melakukan pemasaran karena pihak perbankan tengah memperketat aliran kredit untuk menjaga likuiditas. Alhasil, hal ini akan mempengaruhi likuiditas emiten properti.

Hans mengatakan terdapat potensi pengembang besar dengan aliran kas yang kuat akan melakukan ekspansi. Perusahaan properti kecil, kata Hans, akan sulit melanjutkan proyek di tengah pandemic covid-19. Hal ini membuka peluang pengembang besar melakukan akuisisi.

“Saat ini kas adalah raja. Ketika kas sangat ketat untuk memenuhi kewajiban beberapa pilihan adalah restrukturisasi, refinancing atau menjual [aset],” katanya.

Selain itu, Hans menilai salah satu cara untuk meningkatkan pemasaran ialah menyediakan skema kredit secara langsung ke pengembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper