Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor jasa pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk., siap mengemisi obligasi valas senilai US$750 juta sebagai upaya refinancing beberapa utang.
Dalam prospektus tambahan informasi perseroan yang dirilis Selasa (7/7/2020), emiten berkode saham DOID itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya US$750 juta dan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Surat utang global itu tidak dijamin oleh perseroan maupun dengan hak jaminan kebendaan atas harta kekayaan perseroan dan akan memiliki kupon maksimal 10 persen yang akan dibayarkan setiap 6 bulan.
Pokok surat utang akan dibayarkan seluruhnya dan sekaligus pada tanggal jatuh tempo maksimal pada 2027. Namun, mempertimbankan volatilitas kondisi pasar global maka tenor obligasi akan ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak yang juga mengacu pada hasil bookbuilding dan pembentukan harga.
Adapun, perseran belum memiliki investor pembeli awal pada saat prospektus diterbitkan dan akan meminta restu penerbitan obligasi global ini kepada pemegang saham pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 9 Juli 2020.
DOID berencana akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi untuk pembayaran baik seluruh atau sebagian kewajiban beberapa utang perseroan yang mencapai US$465,6 miliar dan sisanya untuk modal kerja.
Baca Juga
Lebih perinci total utang yang akan dibayarkan itu adalah surat utang 2022 senilai US$350 juta, perjanjian fasilitas MUFG dan perjanjian kredit sindikasi senilai US$115,6 juta,
“Jumlah yang akan dibayar tersebut, baik seluruh maupun sebagian akan bergantung dari jumlah surat utang yang akan diterbitkan dalam rencana transaksi yang dapat terserap pasar,” tulis Manajemen Delta Dunia Makmur dalam prospektusnya, Selasa (7/7/2020).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, DOID memiliki total liabilitas sebesar US$901,34 juta, dengan rincian liabilitas jangka pendek sejumlah US$257,34 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$643,99 juta.
Sementara itu, kas dan setara kas perseroan hingga akhir 2019 sebesar US$87,48 juta, naik 31,3 persen dari total kas dan setara kas pada 2018 senilai US$66,6 juta.
Di sisi lain, manajemen menilai penerbitan global bond ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan pendanaan melalui kredit perbankan atau sindikasi yang umumnya mensyaratkan adanya cicilan pokok.