Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obligasi Dolar dari Asia Diburu Investor

Permintaan atas surat utang di wilayah Asia, kecuali Jepang, telah melonjak 6,1 kali dari angka penerbitan bulan lalu
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan terhadap obligasi Asia berdenominasi dolar Amerika Serikat (dollar bond) melonjak seiring dengan dukungan kebijakan bank sentral di wilayah tersebut.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (7/7/2020), permintaan atas surat utang di wilayah Asia, kecuali Jepang, telah melonjak 6,1 kali dari angka penerbitan bulan lalu. Catatan ini sekaligus menjadi jumlah penawaran terbesar sejak Maret 2019.

Sementara itu, penerbitan obligasi di China pada bulan lalu juga turut menjadi incaran investor asing. Pada Juni 2020, penjualan surat uang di Negeri Panda itu mencatatkan oversubscribed sebanyak 5,8 kali. Sedangkan, permintaan terhadap dollar bond di luar China dan Jepang tercatat oversubscribed sebanyak 6,4 kali dari total penerbitan.

Hingga Juni 2020, perusahaan di Asia telah menjual obligasi korporasi senilai US$38 miliar, jumlah tertinggi sejak Januari 2020. Lonjakan pembelian obligasi di Asia oleh investor Asing ditopang oleh kebijakan dari bank sentral yang menekan biaya pinjaman surat utang korporasi.

Head of Credit Research for Asia-excluding Japan di Schroder Investment Management, Raymond Chia, mengatakan, kenaikan pembelian obligasi Asia berasal dari Filipina dan Thailand yang tengah aktif menerbitkan surat utang.

“Permintaan obligasi dengan tingkat imbal hasil tinggi dari perusahaan blue chip di Filipina dan sejumlah perusahaan dengan peringkat utang investment grade di China menjadi pendorong kenaikan pembelian obligasi di Asia pada bulan Juni,” jelasnya.

Terakhir, perusahaan telekomunikasi Filipina PLDT Inc yang menerbitkan obligasi dua seri senilai US$600 juta mencatatkan kelebihan permintaan sebanyak 17 kali. Sementara itu, perusahaan pengeboran minyak asal Thailand, PTT Exploration & Production Pcl menorehkan angka penawaran sebesar US$7,4 miliar dari penerbitan obligasi sebesar US$500 juta.

Linan Liu, Head of Greater China Macro Strategy di Deutsche Bank AG memperkirakan, performa obligasi dolar dari lembaga-lembaga dengan peringkat utang layak investasi (investment grade) masih akan positif pada bulan ini. Selain itu, permintaan dan pasokan obligasi jenis ini akan lebih berimbang memasuki semester II/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper