Bisnis.com, JAKARTA - PT Bakrie and Brothers Tbk. telah berhasil merestrukturisasi utang jatuh tempo senilai Rp11,41 triliun sepanjang 2019.
Direktur Utama Bakrie and Brothers Anindya N. Bakrie mengatakan bahwa perseroan berhasil membalikkan catatan rugi menjadi positif pada kinerja keuangan 2019.
Setelah 5 tahun berturut-turut absen mencetak laba, emiten berkode saham BNBR itu akhirnya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp850 miliar untuk tahun buku 2019.
Perseroan berhasil menekan beberapa beban, salah satunya beban keuangan dan bunga perseroan yang berkurang dari Rp350 miliar pada 2018 menjadi hanya sebesar Rp175 miliar pada 2019.
Hal itu sejalan dengan fokus perseroan pada dua tahun terakhir, yaitu merestrukturisasi utang dan melakukan penghematan.
“Perseroan optimis dapat menyelesaikan proses restrukturisasi utang yang tersisa dalam waktu dekat. Ini tentunya akan memperkuat kondisi keuangan kami,” ujar Anindya seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (24/6/2020).
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, total liabilitas perseroan per 31 Maret 2020 sebesar Rp14,14 triliun, naik 17,77 persen dari posisi 31 Desember 2019 sebesar Rp12 triliun.
Adapun, total liabilitas tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp13,18 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp958,74 miliar.
Seiring dengan upaya penyehatan neraca keuangan, Anin mengaku pada tahun ini akan fokus untuk mendorong kinerja setiap anak usahanya agar lebih baik meskipun kondisi makro ekonomi tidak seluruhnya menunjukkan peningkatan.
Menurut Anin, usaha BNBR yang bergerak di bidang manufaktur sebenarnya telah menjadi pemain kunci di industri, tetapi Anin menganggap seluruh unit usaha memerlukan penyegaran agar terus bersaing di masa mendatang.
Selain itu, emiten konglomerasi milik politikus Aburizal Bakrie itu juga akan melanjutkan keikutsertaannya dalam pembangunan nasional dengan keterlibatan pada sejumlah proyek pemerintah, khususnya proyek terkait pembangunan dan penguatan infrastruktur.
BNBR secara berkelanjutan akan meningkatkan kinerjanya melalui ekspansi pasar dan inovasi produk. Ekspansi di pasar non-migas seperti infrastruktur berbahan baja dan proyek-proyek konstruksi menjadi penggerak utama atas peningkatan pendapatan tersebut.
“Ekspansi pada segmen komponen otomotif untuk kendaraan penumpang juga menjadi pendukung peningkatan kinerja BNBR,” ujar Anindya.