Bisnis.com, JAKARTA – Anak usaha Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk. mengantongi sejumlah proyek strategis. Akankah kejayaan holding Grup Bakrie itu kembali terulang?
Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie mengatakan perseroan bakal menjalankan empat proyek strategis yang bisa menunjang kinerja dalam beberapa tahun ke depan. Emiten berkode saham BNBR itu, lanjutnya, mendapatkan hak khusus ruas transmisi gas bumi Kalimantan.
Proyek itu masuk dalam rencana pemerintah jangka menengah berdasarkan Perpres no.18 tahun 2020. Selain itu, Proyek pipagas Kalija yang menghubungkan Bontang dan Banjarmasin akan sepanjang 860 km tetapi BNBR mendapatkan konsesi sebanyak 600 km.
“Kami tengah bersiap menggarap pembangunan dari Bontang, Kalimantan Timur ke Takisung, Kalimantan Selatan dengan jarak sekitar 600 kilometer,” kata Anindya Bakrie pada Senin (30/3/2020).
Anindya mengatakan perseroan telah melakukan kerjasama dengan Shipper dan Regulator terkait proyek strategis itu. Nantinya, pipa gas tersebut akan terhubung ke calon ibukota baru, beberapa kota industrial anyar dan pabrik-pabrik.
Menurutnya, Proyek Kalija merupakan adalah bisnis jangka panjang yang akan melibatkan beberapa partner strategis. Sejauh ini perseroan masih melakukan studi kelayakan dan penghitungan alokasi dana yang dibutuhkan. Adapun 70 persen dana pembangunan akan berasal dari nilai proyek.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, perkiraan permintaan gas bumi di Kalimantan Selatan sekitar 97,25 MMScfd, dilanjutkan dengan angka permintaan gas bumi Kalimantan Timur sekitar 306,72 MMScfd, dan juga adanya permintaan gas bumi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) yakni 34,80 MMScfd.
Adapun proyeksi pasar dan kebutuhan gas bumi pada 2037, di Kalimantan Selatan pasarnya 1.425 MMScfd, dengan permintaan 137 MMScfd. Sementara itu Kalimantan Timur pasarnya sekitar 2.212 MMScfd, dengan kebutuhan 212 MMScfd.
Selain proyek pipa gas, BNBR juga menggandeng perusahaan asal Malaysia YTL Corporation Berhad untuk proyek pembangkit listrik Tanjung Jati A di Jawa Barat. Pembangkit listrik tenaga batu bara itu berkapasitas 2x660 MW dengan kebutuhan dana mencapai US$2,8 miliar.
“Kepemilikan kami disana 20 persen jadi pihak mereka yang mencari pendanaan melalui sukuk di Malaysia. Tahun ini akan mulai digarap dengan target pengerjaan 1 tahun sampai 1,5 tahun,” katanya. Anindya menambahkan perseroan sudah membebaskan lahan seluas 239 hektare di Cirebon untuk proyek tersebut.
Adapun proyek ketiga adalah proyek infrastruktur jalan tol, PT Cimanggis-Cibitung Tollways. BNBR bekerjasama dengan BUMN untuk menyelesaikan proyek sepanjang 26 km. Anindya menyebut kepemilikan BNBR pada proyek itu hanya 10 persen.
“Fase pertama rencananya akan difungsikan sebelum lebaran 2020 ini, sepanjang 3,2 kilometer. Panjang jalan tol ini totalnya mencapai 26 kilometer, dan merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2,” jelas Anindya.
Fase kedua proyek ini telah selesai lebih dari 70 persen, dan keseluruhan proyek diperkirakan dapat diselesaikan di tahun depan.
Proyek keempat adalah penyediaan bus listrik untuk transjakarta. Anindya mengatakan telah menandatangani kerjasama dengan beberapa operator bus untuk memproduksi komponennya.
Sementara itu Direktur Keuangan Bakrie & Brothers Amri A. Putro menambahkan alokasi dana yang diperlukan tidak terlalu besar. Pasalnya, operator bus yang akan berinvestasi sedangkan perseroan hanya membutuhkan modal kerja saja.
Saat ini, lanjutnya, perseroan tengah melakukan serangkaian tes untuk menguji ketangguhan bis tersebut.