Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,92 miliar lembar saham. Rencana tersebut akan dilakukan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement.
Berdasarkan keterangan resmi perseroan, rencana itu telah disetujui oleh pemegang saham yang digelar pada 2018 silam. Jumlah saham yang diterbitkan setara 10 persen dari modal yang telah ditempatkan.
Dengan demikian saham perseroan yang beredar bakal bertambah menjadi 21,17 miliar dari posisi 19,24 miliar saham per 26 Juni mendatang. Setiap saham baru yang ditempatkan memiliki nilai nominal Rp100.
Adapun harga pelaksanaan paling sedikit 90 persen dari rata-rata harga penutupan saham selama kurun waktu 25 hari bursa sebelum tanggal permohonan pencatatan saham. BSDE menjadwalkan pelaksanaan private placement pada 18 Juni 2020 dan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 26 Juni 2020.
Pada hari ini, Kamis (11/10/2020) pukul 10.35, harga saham BSDE tengah menguat 0,55 persen ke Rp760 per saham. Adapun dalam kurun waktu sebulan terakhir harga terendah di kisaran Rp585 sedangkan harga tertinggi Rp885.
Sebagai informasi, ini adalah aksi penggalangan dana kedua oleh BSDE tahun ini. Sebelumnya, BSDE menerbitkan surat utang luar negeri atau global bond senilai US$300 juta.
Baca Juga
Direktur Bumi Serpong Daman Hermawan Wijaya mengatakan penerbitan akan dilakukan melalui entitas usaha yang berada di Singapura yakni Global Prime Capital Pte ltd. (GPC). Rencananya, perseroan akan menawarkan kupon bunga sebesar 5,95% dengan jatuh tempo pada 2025.
“Dana yang diperoleh GPC dari penerbitan obligasi akan disalurkan ke entitas usaha GPC yakni Global Prime Treasury Pte. Ltd. [GPT]. Selanjutnya dana akan disalurkan ke perseroan melalui perjanjian antar perusahaan,” katanya dikutip dari keterbukaan informasi Rabu (22/1/2020).
Hermawan menambahkan dana segar itu akan digunakan untuk melunasi utang yang jatuh tempo pada 2021 dengan kupon bunga 7,25 persen. BSDE, lanjutnya, juga akan mengurangi utang dalam denominasi rupiah, serta modal kerja perseroan.