Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Variatif, IHSG Makin Tertekan di Akhir Sesi I

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan hingga lebih dari 2 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (10/6/2020).
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan hingga lebih dari 2 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (10/6/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 2,43 persen atau 122,31 poinke level 4.912,75 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (8/6/2020), IHSG berakhir melemah 0,7 persen atau 35,51 poin ke level 5.035,05.

Sebelumnya, indeks mengawali perdagangan hari ini dengan pelemahan 0,68 persen atau 34,51 poin ke level 5.000,55. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.965,41 – 5.036,86.

Seluruh 10 sektor dalam IHSG bergerak di zona merah, didorong oleh sektor properti dengan pelemahan 3,26 persen, disusul sektor aneka industri yang melemah 3,07 persen.

Sementara itu, 100 saham terpantau menguat, 322 saham melemah, sedangkan 125 saham stagnan.

Total volume transaksi hingga akhir sesi I hari ini mencapai 6,11 miliar saham dengan nilai mencapai RP6,82 triliun. Adapun investor asing membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp637,16 miliar.

Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengatakan IHSG sedang melewati fase konsolidasi wajar pasca mengalami kenaikan pada beberapa hari sebelumnya. Menurutnya peluang tekanan terlihat masih cukup besar hingga beberapa waktu mendatang. 

"Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," katanya dalam laporan riset, pada Rabu (9/6/2020).

Adapun saham-saham yang menarik untuk dicermati diantaranya adalah PT Perkebunan London Sumatra Tbk. (LSIP), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).

Sementara itu, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan IHSG berpeluang diwarnai aksi minor profit taking. Namun, perlu dicermati bahwa investor asing tetap melanjutkan aksi belinya. Selain itu secara valuasi masih cukup banyak saham sangat menarik untuk dibeli.

"Kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy on weakness atau swing trade maka dapat fokus atas saham dari sektor perkebunan, tambang batu bara, teknologi informasi, bank, ritel, konsumer, pakan ayam dan alat berat dalam perdagangan Rabu ini," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (10/6).

IHSG melemah di saat indeks saham lain di Asia tampak bergerak variatif hari ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 melemah masing-masing 0,37 persen dan 0,08 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 0,04 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,1 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite China melemah 0,5 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa asia bergerak bervariasi seiring dengan langkah investor yang menunggu kebijakan moneter selanjutnya yang akan dilancarkan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Setelah reli yang menambah US$21 triliun pada pasar modal, indikator teknikal memperlihatkan potensi terjadinya pullback.

“Terlihat akan ada periode konsolidasi pasar seiring dengan investor yang menunggu kabar terkait pandemi virus corona untuk menetapkan langkah di pasar selanjutnya,” ujar Head of Multi-Asset di Janus Henderson Investors Paul O’Connor.

Perhatian investor akan tertuju pada pertemuan The Fed pada Rabu ini yang kemungkinan akan menetapkan kebijakan pinjaman lanjutan tanpa melakukan pelonggaran moneter. The Fed juga akan merilis laporan angka ketenagakerjaan dan target pertumbuhan untuk pertama kali sejak pandemi virus corona.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper