Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan hingga lebih dari 2 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (10/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 2,43 persen atau 122,31 poinke level 4.912,75 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (8/6/2020), IHSG berakhir melemah 0,7 persen atau 35,51 poin ke level 5.035,05.
Sebelumnya, indeks mengawali perdagangan hari ini dengan pelemahan 0,68 persen atau 34,51 poin ke level 5.000,55. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.965,41 – 5.036,86.
Seluruh 10 sektor dalam IHSG bergerak di zona merah, didorong oleh sektor properti dengan pelemahan 3,26 persen, disusul sektor aneka industri yang melemah 3,07 persen.
Sementara itu, 100 saham terpantau menguat, 322 saham melemah, sedangkan 125 saham stagnan.
Total volume transaksi hingga akhir sesi I hari ini mencapai 6,11 miliar saham dengan nilai mencapai RP6,82 triliun. Adapun investor asing membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp637,16 miliar.
Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengatakan IHSG sedang melewati fase konsolidasi wajar pasca mengalami kenaikan pada beberapa hari sebelumnya. Menurutnya peluang tekanan terlihat masih cukup besar hingga beberapa waktu mendatang.
"Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," katanya dalam laporan riset, pada Rabu (9/6/2020).
Adapun saham-saham yang menarik untuk dicermati diantaranya adalah PT Perkebunan London Sumatra Tbk. (LSIP), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).
Sementara itu, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan IHSG berpeluang diwarnai aksi minor profit taking. Namun, perlu dicermati bahwa investor asing tetap melanjutkan aksi belinya. Selain itu secara valuasi masih cukup banyak saham sangat menarik untuk dibeli.
"Kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy on weakness atau swing trade maka dapat fokus atas saham dari sektor perkebunan, tambang batu bara, teknologi informasi, bank, ritel, konsumer, pakan ayam dan alat berat dalam perdagangan Rabu ini," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (10/6).
IHSG melemah di saat indeks saham lain di Asia tampak bergerak variatif hari ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 melemah masing-masing 0,37 persen dan 0,08 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 0,04 persen.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,1 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite China melemah 0,5 persen.
Dilansir Bloomberg, bursa asia bergerak bervariasi seiring dengan langkah investor yang menunggu kebijakan moneter selanjutnya yang akan dilancarkan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Setelah reli yang menambah US$21 triliun pada pasar modal, indikator teknikal memperlihatkan potensi terjadinya pullback.
“Terlihat akan ada periode konsolidasi pasar seiring dengan investor yang menunggu kabar terkait pandemi virus corona untuk menetapkan langkah di pasar selanjutnya,” ujar Head of Multi-Asset di Janus Henderson Investors Paul O’Connor.
Perhatian investor akan tertuju pada pertemuan The Fed pada Rabu ini yang kemungkinan akan menetapkan kebijakan pinjaman lanjutan tanpa melakukan pelonggaran moneter. The Fed juga akan merilis laporan angka ketenagakerjaan dan target pertumbuhan untuk pertama kali sejak pandemi virus corona.