Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Jepang mengalami koreksi seiring dengan langkah investor yang memantau dampak hubungan Korea Utara dan Korea Selatan terhadap Negeri Sakura.
Pada penutupan perdagangan Selasa (9/6/2020), indeks Topix Jepang menunjukkan pelemahan 0,14 persen ke posisi 1.628,43, dan Nikkei 225 turun 0,38 persen menuju 23.091,03. Namun, Index Kospi justru ditutup menguat 0,21 persen menjadi 2.188,92.
Mengutip Bloomberg, pelaku pasar tengah memantau kemungkinan Korea Utara akan memutuskan hubungan dengan Korea Selatan. Hal itu turut berimbas terhadap pasar Jepang.
Sementara itu, nilai dolar AS melanjutkan pelemahannya selama sembilan hari. Catatan ini merupakan penurunan terpanjang selama lebih dari satu dekade. Sementara itu, harga komoditas minyak mengalami kenaikan.
Pasar global saat ini telah kembali ke level perdagangan pada Februari 2020, saat virus Corona mulai menyebar di wilayah luar China. Meski demikian, kekhawatiran terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap membayangi para pelaku pasar.
“Dalam beberapa minggu ke depan, kami masih harus menyerap banyak data-data ekonomi negatif dan laporan keuangan perusahaan. Saat ini belum terlihat optimisme yang merusak nilai dolar AS,” jelas Senior Currency Strategist di Westpac Banking Corp. Sean Callow.
Baca Juga
Pada sisi kebijakan, bank sentral AS, The Federal Reserve, memperluas program peminjamannya 'Main Street Lending Program' dengan memperbolehkan lebih banyak perusahaan untuk berpartisipasi dan mengurangi beban bank yang membuat pinjaman tersebut. Langkah ini diambil sebelum adanya pertemuan yang dilakukan The Fed pada Rabu esok.