Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan maskapai asal Uni Emirat Arab, Emirates memulai proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya pekan ini.
Menurut sumber anonim Bloomberg, Selasa (9/6/2020), mayoritas korban PHK adalah para awak kabin. Sebagian dari total 3.000 teknisi pesawat dan para pilot yang biasa menerbangkan jenis pesawat jumbo Airbus SE A380 juga ikut jadi korban pemecatan.
Rencana PHK ini sebenarnya telah bocor ke publik sejak pekan lalu, dan pihak Emirates pun telah membenarkannya. Hanya saja, saat itu perusahaan tidak membeberkan secara spesifik jumlah pegawai terdampak dan pada jabatan apa saja PHK dilakukan.
Ketika dimintai pendapat soal PHK di Emirates, pemerintah Uni Emirat Arab tak banyak berkomentar. Mereka meyakini bahwa pemecatan ini murni bertujuan untuk menyelamatkan neraca perusahaan.
Penurunan pendapatan Emirates diperkirakan lebih besar ketimbang maskapai lain, menyusul keputusan perusahaan untuk menonaktifkan armada A380 sampai vaksin corona berhasil tercipta.
Menurut Presiden Emirates Tim Clark, kendati pembatasan sosial sudah dihapus di berbagai negara, keselamatan penumpang tetap akan terancam bila tak ada jaminan keberadaan vaksin. Apalagi, armada A380 memiliki kapasitas besar, yakni 500 penumpang dan berpotensi menjadi medium besar penyebaran Covid-19.
Baca Juga
Per Selasa (9/6) hari ini jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi di Uni Emirat Arab telah menyentuh 39.376. Sebanyak 22.275 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, dan jumlah korban meninggal berada di angka 281 jiwa.
Adapun secara global, virus corona telah menginfeksi 6,93 juta orang dengan angka kematian melampaui 401.000 jiwa.