Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan rally-nya dan menembus level 5.000 pada awal perdagangan hari ini, Kamis (4/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG menguat 1,41 persen atau 69,79 poin ke level 5.010,8 pada pukul 09.08 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (3/6/2020), IHSG ditutup di level 4.941,01 dengan lonjakan 1,93 persen atau 93,50 poin, reli kenaikan hari keenam beruntun sejak perdagangan Selasa (26/5/2020).
Indeks terus berlari kencang pada awal perdagangan Kamis dan telah bergerak dalam kisaran 4.941,06 – 5.014,76 sepanjang perdagangan pagi ini.
Seluruh 9 sektor dalam IHSG bergerak positif, dipimpin properti (+3,85 persen), finansial (+2,02 persen), dan pertanian (+1,71 persen).
Indeks saham lain di Asia juga tampak mengencangkan ototnya dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang menguat 0,47 persen dan 0,60 persen masing-masing, Kospi Korea Selatan menanjak 0,92 persen, dan Hang Seng Hong Kong naik 0,30 persen pukul 09.09 WIB.
Baca Juga
Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China naik 0,08 persen dan 0,15 persen masing-masing, sedangkan indeks Taiex Taiwan menguat 0,34 persen.
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi penguatan IHSG akan berlanjut pada perdagangan hari ini mengikuti bursa saham global.
Pada perdagangan Rabu (3/6), bursa saham Amerika Serikat ditutup di zona hijau, dengan Dow Jones (+2,05 persen), S&P 500 (+1,36 persen), dan Nasdaq (+0,78 persen).
“Bursa AS melanjutkan penguatan seiring ekspektasi investor terhadap akan dibukanya aktivitas ekonomi di AS didukung dengan paket stimulus dari pemerintah,” tulis Samuel Sekuritas melalui publikasi riset hariannya.
Di sisi lain, masih ada kekhawatiran seputar bertambahnya jumlah pasien Covid-19, tensi geopolitik AS-China, dan demonstrasi di AS terkait kematian seorang warga kulit hitam bernama George Floyd.
Melihatnya naiknya sentimen positif dari pasar AS dan Eropa, pasar global diperkirakan masih akan dalam tren menguat pekan ini.
“Meski demikian, kami menilai penguatan yang cukup signifikan ini kurang ditopang oleh kondisi fundamental yang kuat seiring tren rilis laporan keuangan yang masih mencatatkan pelemahan sebagai dampak pandemi yang terjadi,” papar Samuel.
“Dengan demikian, kami menyarankan investor untuk mengakumulasi sektor yang cukup kuat untuk menopang pasar dengan kondisi fundamental yang baik seperti perbankan dan yang terkait dengan consumer goods,” tulisnya lebih lanjut.